Soroti Kerusakan Alam dan Satwa di Indonesia
Dan tahukah kamu, Growthmates, kecintaan Leo pada alam juga pernah membawanya ke Indonesia di tahun 2016, lho. Saat itu, dirinya sidak ke Taman Nasional Gunung Lauser, Aceh, dan memberikan kritik pada industri minyak sawit milik pemerintah, yang melakukan pembukaan lahan, namun dengan cara pembakaran hutan.
Menurutnya, ekspansi lahan sawit menggerus sebagian habitat satwa ini. Padahal, Lauser bisa jadi tempat terakhir di dunia bagi gajah, harimau, orang utan, dan badak Sumatra.
“Hutan hujan tropis di dataran rendah ekosistem Lauser adalah habitat terbaik baik gajah Sumatra. Gajah dan keluarga mereka kesulitan mencari sumber makanan dan air,” tulis Leo.
Selain mengunjungi Leuser, Leonardo pun mengunjungi Raja Ampat, Papua. Melalui akun instagramnya, Leonardo mengajak semua orang untuk dapat ikut serta melestarikan keindahan Raja Ampat.
Sebelumnya, Leo juga diketahui kerap mengunggah ulang foto lautan sampah di Bantar Gebang Bekasi, Jawa Barat. Bukan pertama kali Sebenarnya ini bukan pertama kalinya Leo menyoroti kondisi sampah yang menggunung di TPST Bantargebang.
Sebelumnya, ia juga mengunggah foto yang menyoroti banyaknya sampah di Bantargebang, seraya menyematkan tulisan yang berisi kekhawatiran akan kondisi Bantargebang.
"Indonesia, berada di peringkat pencemar plastik terbesar kedua di dunia setelah China, dengan laporan menunjukkan bahwa negara itu menghasilkan 187,2 juta ton sampah plastik setiap tahun yang lebih dari 1 juta ton bocor ke laut," tulisnya.
Tak hanya itu, pada November 2017 juga, Leo pun mengunggah foto orang utan seraya menyampaikan kabar baik bahwa para ilmuwan mengidentifikasi spesies baru primata besar, yakni orang utan Tapanuli.
Sayangnya, kata dia, spesies superlangka ini hanya tersisa 800 individu. Fakta ini menjadikan orang utan Tapanuli sebagai populasi primata besar yang paling terancam sejagat.
Kemudian, yang jadi sorotan sang Aktor berikutnya adalah satwa asli Indonesia lainnya, yakni Komodo. Merespons kekayaan Indonesia, Leo mengingatkan bahwa komodo hewan purba tak ubahnya dinosaurus. Meski masih lestari, ia dan para pemerhati lingkungan khawatir, invasi turis yang kian sering dapat mengusik ketenangan komodo.
“Jika kita tidak memberikan habitat yang layak, komodo bisa punah dalam waktu 50 sampai 100 tahun ke depan,” Leo mengutip pernyataan gubernur setempat, bulan lalu.
Dan, dua bulan sebelum menyorot Pulau Komodo, giliran provinsi Kalimantan Barat yang dikritisi Leo
“Penebangan kayu dan perburuan telah menipiskan populasi orang utan Borneo yang berada di Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya, Indonesia,” tulis Leo seraya mengunggah ulang foto orang utan Borneo dari akun Instagram Mongabay.
Ia pun menggalang dana pelestarian populasi orang utan Borneo bersama lembaga nirlaba yang beroperasi selama lebih dari dua dekade itu.
Tak hanya mengkritik Indonesia, Leonardo pun melontarkan pujian untuk beberapa hal di Indonesia salah satunya pujian terhadap Menteri KKP saat itu, Susi Pudjiastuti. Kinerjanya dan konsistensi memberantas illegal fishing dan mau berbagi data mengenai VesselMonitoring System melalui video, membuat Leonardo berdecak kagum.
Leonardo mengaku senang dapat turut membantu pendanaan sistem pemantauan kapal tersebut. Dalam salah satu video yang merupakan proyek Leonardo DiCaprio Foundation, Leonardo menyatakan bahwa yang dilakukan Menteri Susi merupakan tindakan berani, inovatif, dan patut ditiru oleh pemimpin dari seluruh dunia.