Pencapaian

Sejak merintis pada 2009, Khanaan tak pernah sekadar mengikuti tren. Ia memilih jalan yang berbeda, yakni menghadirkan modest fashion dengan identitas kuat, bahkan ketika pasar belum sepenuhnya terbuka pada pendekatan itu.

Titik balik penting terjadi pada 2016, ketika Khanaan mulai fokus mengembangkan lini ready-to-wear yang tetap mempertahankan unsur batik dan sentuhan handmade khasnya.

Transisi ini membuka pintu lebih lebar bagi publik untuk mengakses koleksi Khanaan, sekaligus memperkuat posisinya sebagai pionir di segmen fashion yang mengedepankan kualitas dan nilai budaya.

Pencapaian Khanaan tak berhenti di pasar domestik. Brand ini telah mengharumkan nama Indonesia di berbagai panggung internasional, seperti Arab Fashion Week, Qatar Arabian Fashion Night, dan yang paling membanggakan, de Young Fine Arts Museum di San Francisco, Amerika Serikat.

Di museum seni rupa kelas dunia tersebut, koleksi bertajuk ‘Identity’ ditampilkan, yakni koleksi yang menampilkan motif kawung dalam reinterpretasi modern, sekaligus menjadi representasi filosofi Indonesia di mata global.

Tak hanya mengukir prestasi lewat karya, Khanaan juga kerap menjalin kolaborasi strategis dengan brand besar. Salah satu yang mencuri perhatian adalah kolaborasinya dengan EXECUTIVE untuk menghadirkan koleksi Ramadan 2025.

Kolaborasi ini menggabungkan kekuatan desain embroidery mewah dari Khanaan dengan keahlian EXECUTIVE dalam teknik printing modern. Hasilnya adalah koleksi modest wear yang elegan, praktis, dan tetap penuh makna, mewakili semangat Ramadan dengan gaya yang refined.

Kini, selain memiliki butik di Cipete Raya No. 7, Jakarta Selatan, produk Khanaan pun telah merambah ke lima department store besar di Jakarta, memperluas jangkauan modest fashion yang elegan dan lokal.

Dengan segala pencapaiannya, Khanaan membuktikan bahwa fashion bukan sekadar soal tren, tetapi juga tentang identitas, edukasi, dan ekspresi budaya.

Pesan Khanaan Shamlan untuk Perempuan yang Ingin Memulai Bisnis Modest Wear

Memulai bisnis di dunia fashion, khususnya modest wear memang menjanjikan peluang besar. Namun, menurutKhanaan Shamlan, langkah awal yang paling penting bukanlah tren atau modal, melainkan niat yang jelas dan tujuan yang kuat.

“Harus bertanya pada diri sendiri, niatnya seperti apa, goals-nya apa,” ujarnya.

Menurutnya, tanpa pondasi itu, bisnis hanya akan berjalan sebentar, apalagi jika hanya sekadar ikut-ikutan hype. Ia mengibaratkannya seperti tren membuat kue kering saat Lebaran, ramai sesaat, tapi akan hilang jika tidak dibarengi dengan konsistensi dan visi jangka panjang.

Sebagai desainer yang telah 16 tahun berkarya di industri fashion Tanah Air, Khanaan paham betul bahwa perjalanan membangun brand tak pernah instan.

Ia pun lantas mendorong para pelaku bisnis modest wear untuk berpikir lebih jauh, bukan sekadar bersaing di pasar lokal, tetapi juga siap bertarung dengan brand-brand luar negeri yang masuk ke Indonesia.

Karena baginya, kunci untuk bisa bersaing ada pada pemanfaatan kekuatan lokal, baik dalam inspirasi, material, hingga filosofi.

“Tidak harus batik atau tenun. Tapi gali apa yang kita punya di Indonesia, dan kembangkan,” tandasnya.

Baca Juga: Mengenal Jihan Malik, Sosok di Balik Brand Heaven Lights yang Mewujudkan Mimpi Global dari Bisnis Rumahan