Gaya Kepemimpinan Denni Puspa Purbasari
Dalam satu kesempatan, Denni pun pernah menekankan bahwa seorang pemimpin akan terlihat kuat apabila mampu tampil percaya diri. Namun, ia mengingatkan bahwa percaya diri berbeda dengan kesombongan.
“Confident yes, tapi saya bukan orang sombong. Saya gak suka sombong karena banyak hal yang saya gak ngerti. Banyak orang hebat yang saya temui dalam hidup saya,” tutur Denni dalam sebuah video, sebagaimana dikutip Olenka, Senin (25/8/2025),
Menurut Denni, dalam hidup selalu ada orang yang lebih pintar, lebih berpengalaman, dan memiliki pencapaian luar biasa. Namun, mereka tetap rendah hati. Karena itu, ia menegaskan bahwa kesombongan tidak memiliki tempat dalam kepemimpinan.
“Jadi buat saya sombong, lu gila ya, gak tau diri. Karena apa, lu gak liat si itu, si itu. Itu aja cowok lebih pinter aja, sangat humble. Lu gak ada segininya, ngapain lo sombong. Gak ada tuh kamus sombong di hidup. Kalau confident, maybe yes,” tambahnya.
Selain sikap rendah hati, Denni menyoroti pentingnya kemampuan mendelegasikan pekerjaan. Semakin tinggi posisi seorang pemimpin, semakin besar pula kebutuhan untuk membagi tugas dengan tim.
“Pemimpin itu makin ke atas, makin harus mampu mendelegasikan. Bahasa terangnya apa? Nyuruh. Kalau mau jadi leader, you harus punya ability to nyuruh, kemudian marahin dan memuji,” jelasnya.
Banyak orang, lanjut Denni, enggan menegur atau memberi instruksi karena takut dianggap tidak baik. Namun hal ini justru bisa membuat pemimpin kewalahan dengan pekerjaannya sendiri.
“Kalau you lakukan sendiri, mati loh. Akhirnya apa? Overwhelmed dengan pekerjaan. Itu sebabnya, pemimpin harus punya tim yang solid dan bisa mendelegasikan pada orang yang tepat,” terangnya.
Denni juga menekankan bahwa seorang pemimpin bukan hanya bekerja untuk dirinya sendiri, tetapi juga bertanggung jawab membangun tim yang tangguh.
“Saya tahu bahwa saya tidak bisa bekerja sendiri. I need my team. Tapi bagaimana my team bisa lari secepat saya. Kalau jatuh, jatuhnya bareng. Kalau happy, happy bareng,” katanya.
Bagi Denni, proses kepemimpinan bukan hanya soal mencapai target, tetapi juga tentang bagaimana seorang pemimpin dapat mengembangkan orang-orang di sekelilingnya.
“Bukan saya sendiri yang belajar, tetapi tim saya juga belajar. Bagaimana saya bisa membesarkan tim saya, mempromosikan anak-anak di tim saya, supaya mereka confident dan mereka jadi hebat,” tutupn Denni.
Baca Juga: Mengenal Sosok dan Perjalanan Karier Amalia Adininggar Widyasanti, Kepala BPS Perempuan Kedua RI