Growthmates, tahukah kamu kalau tingkat literasi atau minat baca di Indonesia sangat rendah?
Menurut laporan Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2022, Indonesia meraih skor 359 untuk kemampuan literasi membaca dan berada di peringkat 71 dari 81 negara. Artinya, masih ada PR besar bagi Indonesia untuk mendorong literasi.
Ironisnya, meski minat baca tergolong rendah, tapi menurut data wearesocial per Januari 2017 mengungkapkan bahwa orang Indonesia bisa menatap layar gadget kurang lebih sembilan jam sehari. Makanya, tidak heran kalau lebih banyak orang yang berkeluh kesah lewat media sosial.
Lantas, apa penyebab tingkat literasi masyarakat Indonesia rendah? Yuk, intip beberapa faktornya yang telah Olenka kutip dari berbagai sumber, Sabtu (7/4/2024). Simak baik-baik, ya, Growthmates!
Kurangnya minat baca
Membaca memiliki banyak manfaat, seperti dapat meningkatkan aktivitas otak, menambah ilmu pengetahuan, dan mengasah daya ingat.
Sayangnya, minat baca di Indonesia sangat rendah, jadi sistem kerja otak pun berkurang dalam memahami suatu masalah.
Adanya pengaruh televisi dan gadget
Televisi dan gadget juga menjadi salah satu faktor rendahnya tingkat literasi di Indonesia. Munculnya teknologi yang canggih ini menjadikan semuanya bisa didapatkan hanya dari satu genggaman saja. Hal ini tentu saja berdampak pada kemampuan literasi.
Baca Juga: Menelusuri Sejarah Gerakan Literasi di Tanah Air, Seperti Apa?
Kurangnya kualitas pendidikan
Di Indonesia ada banyak daerah-daerah yang memiliki kualitas pendidikan berbeda-beda. Nah, itulah salah satu faktor yang bisa memengaruhi rendahnya tingkat literasi di Indonesia.
Selain itu, kurangnya tenaga pendidik yang berkualitas dan model pembelajaran yang tidak efektif menjadi kendala yang perlu segera dicarikan solusinya demi mampu mewujudkan tujuan pembelajaran.
Minimnya sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana yang kurang memadai, seperti perpustakaan, taman baca masyarakat, dan ketersediaan buku bacaan, menjadi faktor rendahnya tingkat literasi di Indonesia.
Peran keluarga dan kemiskinan
Peran keluarga sangat penting untuk meningkatkan literasi anak. Adapun peran yang dimaksud adalah keluarga bisa memberikan kasih sayang, nasihat, dan diskusi tentang apa yang telah dilakukan anak.
Tidak hanya itu saja, kurangnya perhatian orang tua juga berpengaruh pada perkembangan anak, kemampuan membaca, menulis, bernalar, dan berhitung.
Baca Juga: Kesiapan Literasi Digital Masyarakat dalam Mengantisipasi Adopsi Generative AI
Selain itu, kemiskinan juga berpengaruh pada rendahnya tingkat literasi karena mengakibatkan keluarga tidak mampu menyediakan buku dan sarana belajar lainnya.
Nah, itulah beberapa faktor yang memengaruhi tingkat literasi Indonesia rendah. Semoga bermanfaat, ya!