Perkembangan teknologi kini berjalan makin cepat. Usai dipaksa mengadopsi digitalisasi lebih cepat akibat Covid, tren digital makin berkembang dengan penggunaan artificial intelligence (AI), khususnya Generative AI. Survei Mercer yang dirangkum dalam laporan Global Talent Trends 2024 menunjukkan betapa pentingnya adopsi Generative AI untuk meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan finansial perusahaan.

Commercial Director Mercer Indonesia, Isdar A. Marwan, menerangkan bahwa sebanyak 54% eksekutif yang menjadi responden menyatakan bahwa perusahaan tidak akan dapat bertahan tanpa bantuan AI. Perusahaan pun juga perlu melakukan adaptasi cara bekerjanya untuk dapat memanfaatkan AI Generatif dengan optimal. Oleh karena itu, kemampuan digital atau literasi digital wajib dimiliki masyarakat dunia, termasuk Indonesia.

Baca Juga: Tren Keamanan Digital 2024: Identitas Digital Diprediksi Makin Masif Digunakan

"Karena penggunaan digitalisasi dalam membantu manusia mengerjakan pekerjaannya sudah tidak bisa dinafikan, manusia perlu skill, digital literacy. Generative AI saat ini juga sudah diadopsi di beberapa perusahaan di Indonesia. Tujuannya adalah memudahkan pekerjaan manusia, dari pekerjaan lama yang lebih banyak mengurusi operasional menjadi hal-hal yang lebih strategis dan lebih berdampak ke organisasi," terang Isdar dalam media briefing, Rabu (27/3/2024).

Dia menegaskan, adopsi teknologi harus dibarengi dengan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Apalagi, selain potensi yang dimiliki, penggunaan AI juga berisiko sehingga sampai saat ini penggunaannya selalu dibarengi dengan rechecking dari manusia.

"Menurut saya, orang Indonesia itu pintar-pintar semua. Penggunaan media sosial oleh orang Indonesia juga tinggi. Dalam pandangan saya, digital literacy bagi orang Indonesia bukan hal yang sulit untuk dilakukan. Dari sisi organisasi, jika mereka akan menerapkan digitalisasi, AI, harus dikomunikasikan kepada karyawan. Edukasi digital sangat penting agar karyawan bisa sukses melakukan pekerjaan berdampingan dengan teknologi," tegasnya.

Dalam laporan Global Talent Trends 2024 dengan responden lebih dari 12.200 suara, terdiri dari 845 eksekutif C-Suite, 1.920 pemimpin HR, 9.449 karyawan, dan 84 investor dari 17 geografi dan 16 industri yang berbeda, diketahui bahwa optimisme petinggi perusahaan akan penggunaan teknologi belum dibarengi dengan kualitas SDM yang mendukung.