Para pelaku industri memiliki kebutuhan besar atas solusi teknologi yang inovatif dan berkelanjutan. Lintasarta berupaya untuk menjawab kebutuhan tersebut.
Direktur PT IPTrans Network Indonesia, Teuku Syarif (49 tahun), mengatakan dirinya sudah cukup lama menjadi pelanggan PT Aplikanusa Lintasarta (Lintasarta). Ia mengisahkan, dirinya merupakan pengguna layanan koneksi internet Lintasarta. Selain itu, ia menggunakan layanan Lintasarta IP VPN dengan koneksi multi-protocol label switch (MPLS).
"Saya pakai koneksi internet dari mereka (Lintasarta). Selain itu, saya pakai layanan MPLS," katanya kepada redaksi Olenka di Jakarta, Jumat (13/6/2025).
Baca Juga: Perkuat Kedaulatan Digital Bangsa, Lintasarta Resmikan Network Operation Center (NOC) Karawang
Pria yang akrab disapa Yiyit ini berharap, solusi dan layanan Lintasarta bisa semakin inovatif guna menjawab tantangan para pelaku industri. Apalagi, saat ini perkembangan teknologi berlangsung sangat cepat dan masif. Perilaku dan permintaan pasar turut berubah. Oleh karena itu, Lintasarta perlu menghadirkan layanan dan solusi ICT yang terdepan dan terkini.
"Saya harap Lintasarta bisa menghadirkan layanan ICT yang sesuai dengan kebutuhan pengguna," ujarnya.
Ia mendorong Lintasarta bisa menjadi bagian dari transformasi digital yang dilakukan oleh para pelaku industri di Indonesia. "Saya berharap bisa bekerja sama dengan Lintasarta untuk periode jangka panjang," tuturnya.
Para pelaku industri menyadari, upaya mewujudkan transformasi digital di perusahaan tidak mudah. Ada beberapa tantangan yang mereka hadapi mulai dari kesiapan sumber daya manusia (SDM), biaya pengadaan dan pengembangan teknologi, hingga kompleksitas proses bisnis di masing-masing perusahaan.
Terkait hal tersebut, Presiden Direktur dan CEO Lintasarta, Bayu Hanantasena, memastikan pihaknya memiliki komitmen kuat untuk menjawab kebutuhan industri atas solusi dan layanan ICT.
Hal ini terbukti dari upaya Lintasarta untuk terus beradaptasi dan berkembang selama lebih dari tiga dekade. Mulai dari perusahaan pengembang aplikasi perbankan dan penyedia jaringan komunikasi hingga menjadi pionir solusi teknologi digital terdepan dengan layanan 4C: yakni connectivity, cloud, cybersecurity, dan collaboration.
"Kami berupaya terus tumbuh dengan melakukan berbagai terobosan yang membawa manfaat nyata dalam memberdayakan Indonesia," kata Bayu Hanantasena di Jakarta, belum lama ini.
Lintasarta hadir memberikan layanan ICT kepada berbagai sektor industri di Tanah Air dengan dukungan teknis lokal yang tersebar di 55 kota seluruh Indonesia. Lebih lanjut, Lintasarta melayani lebih dari 2.474 pelanggan bisnis dari berbagai bidang usaha dengan dukungan 88.614 koneksi jaringan yang dikelola dan dimonitor selama 24/7 secara terpusat melalui network operation center (NOC).
Dalam pengembangan infrastruktur telekomunikasi, Lintasarta terus memperluas jangkauan fiber optic (FO) sepanjang 15.621 km di 413 kota serta meningkatkan kapasitas backbone jaringan di berbagai kota seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya hingga 2×400 Gbps.
Lintasarta juga berkolaborasi dengan berbagai mitra global, termasuk kerja sama strategis dengan Starlink untuk menghadirkan layanan internet berbasis satelit guna memperkuat konektivitas hingga ke wilayah pelosok.
Inovasi Berkelanjutan
Saat ini tantangan utama Lintasarta adalah menjawab kebutuhan pelaku industri untuk melakukan transformasi besar terkait dengan kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI). Banyak pelaku industri di Tanah Air ingin melakukan transformasi berbasis AI guna meningkatkan produktivitas, mendorong pengelolaan SDM, hingga melindungi data pelanggan.
Bayu Hanantasena menjelaskan, Lintasarta terus berupaya untuk mengakselerasi adopsi AI di Indonesia. Hal ini yang mendorong perseroan bertransformasi menjadi AI Factory. Ia menjelaskan, posisi Lintasarta sebagai AI Factory memastikan pemanfaatan teknologi AI dalam mendukung transformasi digital yang aman dan terintegrasi.
"Kami terus mendorong pemanfaatan teknologi AI secara berkelanjutan," tegasnya.
Sebagai bagian dari AI Factory, imbuhnya, Lintasarta menghadirkan Graphics Processing Units (GPU) Merdeka yang merupakan supercomputing AI cloud pertama di Indonesia. Ia menjelaskan, GPU Merdeka dirancang sebagai sovereign AI cloud yang memberikan akses bagi pemerintah, industri, akademisi, hingga pengembang AI lokal terhadap teknologi AI terdepan.
"Inisiatif ini merupakan langkah nyata memperkuat kedaulatan digital nasional agar kita tidak hanya menjadi pasar, tetapi produsen teknologi AI yang sesuai dengan kebutuhan lokal dan panduan yang berlaku," paparnya.
Bayu mengatakan, Lintasarta juga meluncurkan inisiatif gerakan AI Merdeka sebagai bagian dari upaya mengakselerasi adopsi AI di Tanah Air.
Kemudian Lintasarta menghadirkan program Laskar AI yang membuka ruang belajar dan pengembangan bagi mahasiswa, dosen, profesional muda, hingga startup dari seluruh Indonesia. Lintasarta juga menyiapkan program Semesta AI yang fokus dalam membantu startup lokal mengembangkan solusi berbasis AI menggunakan GPU Merdeka.
"Kami percaya bahwa pengembangan talenta hingga startup siap AI adalah fondasi dari transformasi digital di masa mendatang," sebutnya.
Bayu menekankan, Lintasarta juga memperkuat aspek keamanan layanan dengan menghadirkan managed security services (MSS) yang berbasis AI dan berbagai sertifikasi berstandar global dan nasional seperti ISO, PCI-DSS, Uptime Institute, Logrhythm Security Services, serta Sistem Manajemen K3.
"Transformasi digital tidak bisa berjalan sendiri. Kami berkomitmen menjadi bagian dari perjalanan Indonesia menuju kemandirian teknologi lewat kolaborasi yang tulus, berkelanjutan, dan membawa manfaat bagi banyak pihak," pungkasnya.