Sudah saatnya para wanita menyingkirkan mitos-mitos kesehatan yang mengekang mereka selama ini. Banyak kepercayaan turun-temurun yang, alih-alih menyehatkan, justru menimbulkan stigma, ketakutan, dan menghalangi wanita untuk mencari nasihat medis yang tepat.

Dari menstruasi hingga pascapersalinan, berikut mitos-mitos kesehatan wanita yang perlu ditinggalkan beserta fakta ilmiahnya, sebagaimana dikutip dari laman TimesofIndia, Senin (7/7/2025).

1. Mitos: Menstruasi yang Tidak Teratur Selalu Normal

Fakta: Memang benar, siklus menstruasi bisa tidak teratur setelah menarche (menstruasi pertama) dan menjelang menopause karena fluktuasi hormon. Namun, jika ketidakteraturan ini menetap atau disertai perdarahan berlebihan atau terlalu sedikit, bisa jadi itu pertanda masalah seperti PCOS (Sindrom Ovarium Polikistik) atau gangguan tiroid.

Wanita di atas 40 tahun dengan perdarahan abnormal juga perlu evaluasi medis untuk menyingkirkan tumor, kondisi prakanker, atau kanker pada rahim dan ovarium.

2. Mitos: Pengobatan Alami Bisa Mengobati Semua Masalah Hormonal

Fakta: Pengobatan alami, olahraga, dan manajemen berat badan memang penting, terutama pada kondisi seperti PCOS. Namun, gangguan hormonal memerlukan diagnosis yang tepat melalui pemeriksaan laboratorium dan USG, serta penanganan medis sesuai kondisi.

Pendekatan yang seimbang antara gaya hidup sehat dan pengobatan profesional adalah kunci untuk pemulihan.

3. Mitos: Pencucian Vagina Diperlukan untuk Kebersihan

Fakta: Vagina memiliki sistem pembersih alaminya sendiri yang menjaga keseimbangan pH dan flora bakteri baik. Penggunaan pembersih vagina justru dapat mengganggu keseimbangan ini dan menyebabkan infeksi, bau tidak sedap, atau keputihan berlebihan.

Anda cukup membersihkan area genital luar dengan air bersih dan menjaga kelembapannya.

Baca Juga: Mengulik Sederet Mitos dan Fakta Seputar Kanker Payudara pada Wanita Muda

4. Mitos: Ibu Hamil Harus Menghindari Buah Kering, Buah Tertentu, dan Olahraga

Fakta: Kehamilan sering memicu munculnya banyak nasihat yang belum tentu benar. Kebanyakan buah kering, termasuk almond dan kenari yang direndam, aman dikonsumsi selama kehamilan. Namun, hindari pepaya mentah dan batasi konsumsi nanas di trimester awal sebagai tindakan pencegahan.

Yang lebih penting, hindari makanan luar yang pedas atau tidak higienis untuk mencegah infeksi serius seperti tifus.

Soal olahraga, aktivitas ringan seperti berjalan kaki, peregangan, latihan pernapasan, dan meditasi justru dianjurkan untuk kesehatan fisik dan mental ibu hamil. Konsultasikan dengan dokter sebelum memulai olahraga berat.

5. Mitos: Setelah Melahirkan, Wanita Tidak Boleh Mandi, Membaca, atau Menonton TV

Fakta: Pascapersalinan adalah masa pemulihan. Menjaga kebersihan dengan mandi teratur, makan makanan bergizi, banyak minum, serta tetap aktif secara mental justru mempercepat proses pemulihan.

Istirahat memang penting, tetapi pembatasan aktivitas mental dan kebersihan tidak memiliki dasar medis.

6. Mitos: Tidak Perlu Pemeriksaan Ginekologis Setelah Menikah atau Melahirkan

Fakta: Sama seperti pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan ginekologis berkala penting dilakukan meski tidak ada gejala. Pemeriksaan payudara, organ reproduksi, serta tes pencegahan dapat mendeteksi penyakit sedini mungkin sehingga komplikasi serius bisa dicegah.

7. Mitos: Kanker Tidak Bisa Dicegah

Fakta: Banyak jenis kanker pada wanita, seperti kanker serviks dan payudara, dapat dicegah atau dideteksi lebih awal melalui pemeriksaan rutin.

Vaksinasi HPV, Pap smear, dan mammogram merupakan cara efektif untuk mengurangi risiko kanker mematikan ini. Wanita sehat adalah wanita yang berdaya.

Baca Juga: 11 Mitos tentang Vaksinasi HPV yang Perlu Diketahui