Kawasan Segitiga Emas Senen sebagai kawasan legendaris kembali berdenyut dengan semangat baru. PT Nusa Mandiri Properti (NMP) meresmikan perubahan nama Millennium Mall menjadi Mal Atrium Senen, menandai tonggak penting dalam upaya revitalisasi kawasan bersejarah di jantung Jakarta Pusat. Transformasi ini bukan hanya sebatas perubahan nama, tetapi juga merupakan komitmen untuk menghadirkan pusat perbelanjaan modern yang tetap berpijak pada nilai-nilai historis kawasan.
“Transformasi ini bukan sekadar perubahan nama, tetapi juga pembaruan identitas dan semangat kami dalam mengembangkan pusat perbelanjaan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat urban masa kini,” ujar Elly Christin, Direktur Utama PT Nusa Mandiri Properti, dalam peresmian yang digelar di area utama mal pada Kamis (10/07/2025).
Nama “Atrium” sendiri bukan hal baru bagi warga Jakarta. Sejak 1990-an, Plaza Atrium telah menjadi bagian penting dari lanskap ritel kota. Namun, selama beberapa dekade terakhir, kawasan Senen mengalami perubahan, dan mal ini sempat dikenal dengan nama Millennium Mall. Kini, PT NMP mengembalikan nama Atrium sembari mempertegas posisinya sebagai bagian dari identitas kawasan, dengan tambahan “Senen” sebagai penanda geografis sekaligus sejarah kawasan ini.
“Kami ingin menghidupkan kembali denyut Segitiga Senen, tapi tetap menghormati akar sejarahnya. Ini adalah langkah strategis agar kawasan ini tetap relevan dan berkarakter,” lanjut Elly.
Sebagai pusat aktivitas ekonomi dan sosial sejak era kolonial, Segitiga Senen menyimpan kekuatan historis yang tidak dimiliki banyak kawasan niaga lain. Karena itu, proses revitalisasi yang dilakukan NMP tidak serta-merta meninggalkan jejak masa lalu. Sebaliknya, karakter unik kawasan, seperti pusat onderdil kendaraan, tetap dipertahankan sebagai bagian dari identitas lokal dan komunitas yang telah lama hidup berdampingan dengan mal ini.
Di sisi lain, pembaruan besar-besaran juga dilakukan untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung. Mulai dari renovasi fasilitas umum seperti toilet, lift, eskalator, dan area lower ground, hingga pembaruan total pada identitas visual dan desain interior mal agar lebih segar dan kontemporer.
“Kami ingin Mal Atrium Senen menjadi ruang publik yang inklusif, nyaman, dan menyenangkan. Konsep heritage yang kami usung tetap berpadu dengan pendekatan modern,” jelas Elly.
Tak hanya menjadikan mal ini sebagai tempat berbelanja, pengelola juga ingin menjadikannya sebagai titik temu strategis. Terletak di antara hotel, kantor pemerintahan, dan area komersial lainnya, Mal Atrium Senen diposisikan sebagai meeting point yang alami bagi warga Jakarta Pusat dan sekitarnya.
Selama satu tahun proses pembaruan berlangsung, dampak positif mulai terasa. Trafik pengunjung menunjukkan peningkatan yang konsisten.
“Trafik di weekday sekitar 16 ribuan orang per hari, sedangkan di weekend mencapai 20 ribuan orang,” ungkap Elly.
Keberhasilan transformasi ini juga menarik perhatian pelaku industri. Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, menyambut baik langkah strategis ini. Ia menilai pusat perbelanjaan harus mampu beradaptasi dengan cepat mengikuti perubahan gaya hidup masyarakat.
“Mal kini harus lebih dari sekadar tempat belanja, tetapi juga pusat gaya hidup. Inovasi adalah kunci agar tetap relevan di tengah era digital,” ujar Alphonzus, “posisi mal adalah tempat belanja offline tapi juga sekaligus tempat gaya hidup. Jadi jangan bersaing dengan e-commerce.”
Kepercayaan terhadap potensi Mal Atrium Senen semakin diperkuat dengan penunjukan mal ini sebagai tuan rumah penutupan Festival Jakarta Great Sale 2025, acara belanja tahunan bergengsi yang digelar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama APPBI. Penunjukan ini menjadi bentuk apresiasi sekaligus bukti bahwa kawasan Senen kembali dipandang sebagai pusat kegiatan ritel dan hiburan yang vital bagi ibu kota.
Dengan semangat baru yang berpijak pada nilai-nilai lama, Mal Atrium Senen tampil sebagai wajah baru Jakarta yang tak melupakan sejarahnya.