Kepekaan terhadap detail ini, menurut Dian, terbentuk secara alamiah dari peran perempuan dalam keluarga yang menuntut kepekaan emosional dan perhatian terhadap banyak aspek kehidupan sekaligus. Kualitas inilah, kata Dian, yang justru semakin dibutuhkan di masa otomatisasi.

“Saya rasa dalam masa otomatisasi seperti ini, kualitas-kualitas seperti itu adalah seorang perempuan yang justru lebih perlu dirayakan. Kita lebih peka, kita punya lebih banyak empati, sehingga kita benar-benar membuat diri kita tidak tergantikan. Karena memang AI jenis sekali pun enggak akan bisa menggantikan itu,” tegas Dian.

Lebih jauh, istri dari Maulana Indraguna Sutowo ini juga menyampaikan pesan khusus bagi para perempuan yang akan menghadapi masa depan di era kecerdasan buatan.

Ia pun mengajak perempuan untuk kembali pada jati diri dan otentisitasnya sebagai makhluk yang memiliki kepekaan rasa yang kuat.

“Perempuan itu balik lagi ke otentisifikasi, karena perempuan memang lebih peka, perempuan memang sensitif, perempuan memang lebih perasa karena kita punya kemampuan empati yang jauh lebih canggih dibandingkan kemampuan lainnya. Dan rayakanlah hal itu,” beber aktris yang merupakan cucu dari pahlawan pejuang kemerdekaan, Pro. Mr. Sunario Sastrowardoyo itu.

Dian menilai, justru dengan merayakan kepekaan dan empati tersebut, perempuan akan tetap relevan dan bahkan memiliki peran penting dalam membentuk masa depan teknologi.

“Biar dalam zaman AI pun kita tidak akan tergantikan, dan kalau bisa kita malah mengajarkan AI itu tentang apa itu empati,” pungkasnya.

Baca Juga: Mengenal Sosok Dian Sastrowardoyo, Mulai deri Perjalanan Karier hingga Fakta Menarik Si 'Cinta'!