Dalam mengembangkan sebuah bisnis/usaha, dibutuhkan inovasi agar bisnis yang dibangun sukses. Akan tetapi, masih banyak yang berpikir bahwa inovasi merupakan hal yang rumit dan hanya dapat dilakukan oleh para inovator ulung. Padahal, inovasi dapat dikembangkan dari beberapa hal sederhana asalkan jeli melihat peluang.

Kali ini, Dr. Pinpin Bhaktiar selaku Entrepreneurship Scientist Founder Seci Institute Group membagikan kiat mengembangkan inovasi. Dalam sesi Entrepreneurship360, Pinpin menekankan bahwa inovasi merupakan hal yang bisa diutak-atik oleh siapa saja.

Baca Juga: Jeli Lihat Potensi, Entrepreneur Sejati Harus Bisa Menciptakan 1001 Peluang Kedua

"Inovasi bisa hadir dengan menambahkan, mengurangi, menghilangkan, memperbarui, dan mengombinasikan. Inovasi bisa turun ke tiga hal: (1) pengembangan produk baru; (2) pengembangan pelayanan; serta (3) pengembangan model bisnis," tegasnya, dikutip Kamis (18/4/2024).

Pengembangan Produk Baru

Pinpin mencontohkan, inovasi produk baru dapat dilakukan dengan misalnya menambahkan sesuatu. Nasi goreng yang ditambahi teri medan akan membuat produk baru, yakni nasi goreng teri medan.

Tak hanya menambahkan, inovasi dapat dilakukan dengan mengurangi porsi nasi goreng. Jika target market nasi goreng teri medan adalah sosialita, mereka mungkin tidak membutuhkan nasi dalam porsi besar, tapi ditambahkan berbagai macam topping. Selain itu, inovasi dapat dilakukan dengan memperbaharui bahan baku nasi goreng dari beras putih menjadi beras merah.

"Terakhir, dikombinasikan antara nasi goreng dan iga bakar. Itu sudah dua kategori produk berbeda: nasi goreng dan iga bakar sama-sama satu produk tersendiri, ketika dikombinasikan menjadi nasi goreng iga bakar terjadilah inovasi," terangnya.

Pengembangan Pelayanan

Selain dari segi produk, inovasi juga dapat dikembangkan dari sisi pelayanan. Dalam hal ini, Pinpin menyebut terdapat rumus yang disebut RATER: reliability, assurance (jaminan), tangible, empathy, dan responsive.

Reliability, jelasnya, adalah ketepatsasaranan. Sebagai contoh, dijual nasi goreng speed: nasi goreng dengan pelayanan cepat usai diorder oleh konsumen yang menyasar para ojek online (ojol). Nasi goreng speed ditujukan bagi ojol yang membutuhkan makanan cepat di sela-sela pekerjaannya.

Baca Juga: 3 Wujud Entrepreneurship yang Perlu Diketahui Calon Entrepreneur, Apa Saja Itu?

"Selanjutnya ada assurance, bisa dengan memberikan jaminan kecepatan untuk nasi goreng speed, yakni nasi goreng akan hadir 17 detik setelah order. Bagaimana bisa? Karena dimasak langsung 100 porsi," terang Pinpin.

Tangible dapat ditunjukkan dengan menjaga kebersihan alat makan yang digunakan meski menjual nasi goreng di pinggir jalan. Salah satu caranya adalah dengan memiliki sumber air yang kredibel dan dapat diandalkan sehingga tidak mencuci piring di air baskom yang sudah kotor. Selanjutnya, empathy ditunjukkan dengan memberikan kepedulian akan kebutuhan konsumen, misal menawarkan tambah kerupuk saat kerupuknya tinggal sedikit. Terakhir, responsive dilakukan dengan segera memberikan layanan pada hal yang diminta konsumen, misal saat konsumen minta minum dengan cepat langsung dilayani.

"Dengan mengerjakan lima hal itu saja, inovasi layanan sudah terbangun. Bolehlah kita cuma tukang nasi goreng, tetapi kita memiliki kualitas pelayanan yang tinggi," tegas Pinpin.

Pengembangan Model Bisnis

Mengutip pernyataan Prof Rhenald Kasali, Pinpin menerangkan bahwa di zaman sekarang, tidak masalah memilih bisnis yang umum atau biasa saja, misal nasi goreng atau ayam goreng, tapi perlu menggunakan model bisnis yang luar biasa.

"Tidak apa-apa hanya jualan ayam goreng, tapi market-nya se-Indonesia. Bagaimana caranya? Misal, kita masuk ke HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) yang memiliki member hingga 40.000 orang. Begitu masuk, kita bisa langsung memiliki potensi pasar sebesar 40 ribu tersebut," tuturnya.

Baca Juga: Penting! Ini 3 Perubahan Paradigma Bisnis di Era Digital yang Wajib Diketahui Entrepreneur

Tak hanya itu, usaha ayam goreng yang dijalankan juga dapat memanfaatkan investor. Asal produk yang dijual bagus dan laku, hal itu akan menarik investor. Selanjutnya, entrepreneur bisa menjalin hubungan yang baik dengan supplier sehingga bisnis ayam goreng yang dijalani memiliki kelebihan berupa adanya supplier yang kuat.

"Inovasi itu mainan kita semua, tinggal utak-atik tiga hal ini: (1) pengembangan produk baru; (2) pengembangan pelayanan; dan (3) pengembangan model bisnis baru. Tetap semangat! Salam entrepreneur!" pungkas Dr. Pinpin.