Nama Kopi Kenangan sukses menyedot perhatian publik pecinta kopi Tanah Air. Bahkan sekarang ini pamor brand lokal yang satu menjadi magnet yang menarik orang-orang yang awalnya tak suka kopi menjadi pecinta kopi.
Tidak hanya di kalangan anak muda,trend Kopi Kenangan mampu menembus batas usia, penggemarnya datang dari berbagai kalangan, anak-anak tanggung usia sekolah, pemuda pemudi dewasa hingga orang tua dibikin jatuh hati dengan citarasa Kopi Kenangan.
Tengok saja pengunjung kedai-kedai kopi kenangan yang menjamur di mana-mana. Mereka adalah penyuka kopi yang datang dari berbagai generasi.
Wajar saja Kopi Kenangan mampu membetot perhatian publik sebab kehadirannya mengisi ceruk kesenjangan harga antara kopi mahal bertaraf peritel internasional dan kopi instan kemasan yang disajikan di warung-warung kopi.
Sampai sekarang, Kopi Kenangan mampu mempertahankan eksistensinya di tengah menjamurnya kedai-kedai kopi modern. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa brand ini mampu menciptakan pasarnya sendiri. Kopi Kenangan tetap berdiri kokoh di tengah terjangan tsunami trend kedai kopi yang menjamur di mana-mana.
Dirintis dengan Modal Pas-pasan
Kopi Kenangan dimulai dengan modal pas-pasan. Kopi Kenangan sendiri lahir dari dari tangan dingin tiga sahabat yakni Edward Tirnata, James Prananto dan Cynthia Chaerunnisa dengan modal awal Rp150 juta, tak diketahui secara jelas muasal modal usaha ini, tetapi sejumlah pihak berspekulasi kalau modal awal adalah hasil patungan ketiga anak muda itu.
Dengan modal pas-pasan ketiga sahabat ini memulai bisnis mereka di lapak berukuran mini yang hanya seluas 12 meter saja di Menara Standard Chartered, Jakarta Selatan pada 2017.
Kepiawaian ketiga sahabat ini merintis bisnis mereka bikin Kopi Kenangan melesat cepat, hanya dalam dua tahun mereka sudah berhasil mencatatkan brand mereka sebagai salah satu kedai kopi paling digemari di Tanah Air.
Pada 2019 Kopi Kenangan sudah menginvasi bisnis kopi di Indonesia dengan mendirikan 230 kedai di seluruh Indonesia. Bahkan mereka mampu membangun 26 kedai baru hanya dalam waktu satu minggu dan sukses memecahkan rekor MURI. sebuah capaian yang layak diacungi jempol.
Jadi Raja Kopi Asia
Pamor Kopi Kenangan yang terus melambung karena cita rasanya yang unik dengan harga yang ramah di kantong bikin nama brand ini mulai dibandingkan dengan kedai-kedai kopi dari luar negeri dengan harga selangit.
Perbandingan dari para pecinta Kopi itu yang di kemudian hari melahirkan gelar ‘Raja Kopi Asia’ yang disematkan untuk Kopi Kenangan. Status ini tidak berlebihan, itu memang layak didapat kedai tersebut.
Kesuksesan Kedai Kopi di pasar Indonesia ternyata memikat banyak investor, mereka antri untuk menaruh saham dan menyuntik modal besar.
Pada 2018, Kopi Kenangan mendapatkan pendanaan dari Alpha JWC sebesar Rp121 miliar setahun setelahnya mereka kembali disuntik dana segar Rp288 miliar dari ventura Sequoia India.
Pada Mei 2020, Kopi Kenangan mengumpulkan pendanaan Seri B senilai USD 109 juta atau setara dengan Rp1,63 triliun yang dipimpin oleh investor perusahaan Sequoia Capital.
Adapun investor baru pada pendanaan Kopi Kenangan termasuk B Capital, Horizons Ventures, Verlinvest, Kunlun, Sofina, serta investor pendanaan awal Kopi Kenangan yang kembali ikut serta dalam pendanaan seri B, Alpha JWC.
Dengan pendanaan sebesar itu Kopi Kenangan semakin memantapkan posisinya sebagai Raja Kopi Asia lantaran menjadi ritel minuman dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara.
Disanjung setinggi langit dengan gelar Raja Kopi Asia tidak bikin Edward, James dan Cynthia lupa daratan. Belum genap lima tahun merintis usaha ini, mereka mulai membidik pasar luar negeri yang berhasil diwujudka Pada 2022. Dimana mereka mendirikan kedai pertama mereka di luar negeri yakni di Suria KLCC Malaysia.