Growthmates, mungkin kamu sudah tak asing lagi dengan sosok Andy F. Noya. Apalagi kamu si penonton setia acara TV Kick Andy yang dipandu oleh pria keturunan Ambon, Belanda, dan Portugis itu. Dikenal sebagai jurnalis kondang, Andy F. Noya memiliki perjalanan hidup yang berliku, dan bahkan berasal dari latar belakang keluarga yang kurang berada. 

Namun, berkat ambisi dan kreativitas yang dimilikinya, kini Andy F. Noya tengah menikmati buah kesuksesannya.

Bagaimana perjalanan hidup dan kisah kesuksesan dari seorang Andy F. Noya? Yuk simak selengkapnya dalam artikel berikut!

Pria pemilik nama lengkap Andy Flores Noya ini adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Sejak kecil, Andy dan kelima saudaranya harus menempuh hidup yang pelik. Bagaimana tidak, kedua orang tua Andy saat itu sudah bercerai dan kondisi perekonomian mereka yang kurang beruntung.

Ayah Andy F. Noya hanyalah seorang tukang reparasi mesin ketik. Namun, sang ayah tak ingin anak-anaknya mengikuti jejaknya tersebut. Beruntung, Andy sejak kecil begitu gemar membaca dan juga menulis. Kegemarannya itu yang membawa Andy meraih kesuksesannya hingga saat ini.

Sudah akrab dengan kegiatan membaca buku dan menulis, membuat Andy berhasil menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Publisistik (STP) yang kini lebih dikenal sebagai kampus IISIP Jakarta. Meski sebelumnya, ia harus berjuang penuh untuk bisa menempuh pendidikan di sana. Mengingat, Andy sebelumnya hanyalah lulusan Sekolah Teknik Menengah (STM).

Hal tersebut sempat diungkap Andy saat berbincang bersama Helmy Yahya di saluran YouTube. 

Baca Juga: Kisah Sukses Alice Norin dan Nella’s Style Bangun Bisnis Lewat Live Streaming

Andy mengaku, tertarik menempuh pendidikan di kampus wartawan itu setelah membaca salah satu artikel di Majalah Gadis dengan judul, ‘Kalau Anda Ingin Jadi Wartawan, Inilah Sekolahnya’, yang mana ditulis oleh redaktur Majalah Gadis yang juga dosen STP, Bernard Siregar.

“Saya berjuang masuk situ. Naik sampai ke Jalan Daksa ke Direktorat Perguruan Tinggi, untuk minta bahwa saya benar-benar ingin sekolah menjadi wartawan. Karena kampus tidak mengizinkan lulusan STM untuk sekolah di situ," ujar Andy F. Noya dalam YouTube Helmy Yahya Bicara.

Karier di Bidang Jurnalistik

Pria kelahiran 6 November 1960 ini mulai berkarier di dunia Jurnalistik saat masih duduk di bangku kuliah. Kala itu, Andy berkesempatan ikut terlibat dalam penggarapan buku ‘Apa dan Siapa Orang Indonesia’ oleh Majalah Tempo. 

Mengutip dari laman Wikipedia, Andy pun diajak bergabung oleh Lukman Setiawan, pimpinan di Grafitipers (anak usaha Tempo). Andy saat itu tercatat sebagai 19 reporter pertama harian ekonomi di Bisnis Indonesia yang terbit pada 1985.

Hingga akhirnya, Fikri Jufri seorang wartawan senior melihat potensi Andy dan mengajaknya bergabung di Majalah Matra. Surat kabar itu menjadi tempat pertama bagi Andy belajar lebih mendalam lagi tentang dunia jurnalistik.

Baca Juga: Belajar dari Kesuksesan Chairul Tanjung: Si Anak Singkong yang Pantang Menyerah dan Penuh Inovasi

Tak berhenti di situ, tawaran datang dari Surya Paloh kepada Andy F. Noya setelah tujuh tahun berkelana di Majalah Matra. Surya Paloh mengajak Andy untuk mengelola koran Media Indonesia pada 1992, dan pada 1999 Andy diutus untuk membantu Djafar Assegaff, yang mana tugas utamanya adalah memimpin Seputar Indonesia sekaligus memuluskan proses transisi ke RCTI.

Hanya satu tahun membantu Seputar Indonesia, Andy kembali dipanggil Surya Paloh. Kali ini, suami dari Retno Palupi itu diminta untuk menempati posisi redaksi di MetroTV. Namun, hanya tiga tahun Andy menduduki jabatan tersebut sebelum akhirnya kembali ditarik untuk menjadi pemimpin redaksi Media Indonesia.

Program TV

Memasuki tahun 2007, ketika pemimpin redaksi MetroTV, Don Bosco, mengundurkan diri, Andy yang saat itu masih menjabat sebagai wakil pemimpin redaksi Media Indonesia, diminta untuk menggantikan Don Bosco Selamun. 

Saat itulah, Andy mulai mendalami jurnalistik televisi secara menyeluruh. Dia juga dipercaya menjadi pembawa acara talk show yang judulnya diambil dari namanya sendiri, yaitu Kick Andy, yang disiarkan oleh MetroTV.

Sejak saat itulah nama Andy F. Noya semakin dikenal masyarakat luas. Terlebih pembawaannya yang lugas dan kerap melempar berbagai pertanyaan cerdas, dan kemampuannya dalam mengulik cerita para narasumber yang dihadirkan.

Tak sampai di situ, Andy kembali dipercaya untuk membawakan talkshow Big Bang Show yang ditayangkan di Kompas TV yang tayang pada 2015 hingga 2017. Program ini lebih berfokus pada berbagai kisah inspiratif dari kaum muda yang peduli terhadap masyarakat sekitar melalui serangkaian kegiatan bisnis. 

Setelah Big Bang Show berakhir, acara serupa yang juga dibawakan oleh Andy muncul di MetroTV dengan judul Big Circle, yang tayang sejak 2017 hingga 2018.

Bukan hanya itu, Andy juga pernah menjadi pemandu acara talkshow Good People yang tayang di NET TV. Program tersebut hampir sama dengan Kick Andy, hanya saja narasumber diwawancarai secara daring lewat aplikasi Zoom, dan membahas perihal mereka yang bergerak menebar kebaikan di tengah Pandemi Covid-19.

Prestasi dan Penghargaan

Berkelana di dunia jurnalistik dalam kurun waktu yang cukup lama, sudah pasti ada banyak prestasi dan penghargaan yang diterima oleh Andy F. Noya. Ayah tiga anak ini pernah menerima penghargaan Panasonic Gobel Awards pada 2010 dan 2011 dengan kategori Presenter Berita/Current Affairs. 

Bukan hanya itu, Andy F. Noya juga memiliki buku yang dikarangnya berjudul ‘KIsah Hidupku’. Dalam buku yang ditulisnya itu, Andy menceritakan masa kecilnya yang kelam, masa-masa sulit di Surabaya, perpisahan kedua orang tuanya, masa remaja di Papua, kuliah yang tidak tuntas, kisah percintaan yang jenaka, hingga perjuangannya menapak karier sebagai seorang jurnalis.