Di era ketika kacamata tak lagi sekadar alat bantu penglihatan, tetapi juga bagian dari gaya hidup dan simbol kepercayaan diri, lahirlah sebuah brand lokal yang kini semakin dikenal luas, yakni kacamata Demodas.
Perjalanan ini dimulai lima tahun lalu dari sebuah kamar kecil di rumah Priyanto Utomo, yang akrab disapa Tommy.
Saat itu, pria berusia 23 tahun ini hanya bermodalkan tekad, pengalaman sebagai reseller kacamata, serta ruang sempit di sebelah jemuran baju.
Dari tempat sederhana itulah, lahir kacamata dengan kualitas, fungsi, dan desain estetik yang kini menjadi fashion statement banyak anak muda Indonesia.
Dari reseller hingga melahirkan brand sendiri
“Berawal dari jadi reseller, saya belajar banyak tentang membangun bisnis. Bekal itu jadi modal utama mendirikan Kacamata Demodas, dengan visi menghadirkan produk kacamata lokal yang unggul secara fungsi dan unik sebagai aksesoris,” kenang Tommy, dikutip Senin (1/9/2025).
Awalnya, pesanan hanya datang beberapa kali seminggu. Namun setiap order ia perlakukan istimewa, mulai dari menambahkan catatan kecil berisi ucapan terima kasih hingga begadang demi memastikan pesanan dikirim tepat waktu.
Target pasarnya jelas, yakni anak muda hingga dewasa yang ingin tampil percaya diri, nyaman, dan tetap stylish dengan harga terjangkau.
Keunggulan Demodas sendiri terletak pada frame ringan, lentur, awet, sekaligus fashionable, cocok dipakai ke kampus, kantor, maupun hangout santai.
Tantangan industri dan strategi pelayanan
Industri kacamata bukan tanpa hambatan. Tren fashion bergerak cepat, persaingan ketat dengan brand internasional pun tak bisa dihindari. Namun, Tommy melihat tantangan itu sebagai peluang.
“Bagi saya, tantangannya bukan hanya mengikuti tren, tapi bagaimana menciptakan tren baru sesuai karakter brand. Itu sulit, tapi justru lebih menantang,” ujarnya.
Selain menjaga kualitas, Demodas menjadikan pelayanan personal sebagai prioritas utama.
Mulai dari pengiriman instan, layanan after-sales gratis, hingga perbaikan ringan seperti sekrup longgar atau bantalan hidung, semuanya demi menjaga loyalitas pelanggan.
Baca Juga: Kisah Sukses NEU MEN Merangkai Wastra Indonesia dalam Gaya Pria Modern
Transformasi digital yang memperluas jangkauan
Lompatan besar terjadi pada akhir 2020, ketika Demodas serius mengoptimalkan kanal penjualan daring dan strategi pemasaran digital. Sejak itu, visibilitas produk meningkat pesat dan menjangkau lebih banyak konsumen lintas daerah serta demografi.
Tak hanya mengandalkan toko online, Demodas juga memanfaatkan tren live shopping. Melalui sesi interaktif, tim bisa menjelaskan detail produk, menjawab pertanyaan pelanggan secara real-time, sekaligus membangun kedekatan lebih personal. Hasilnya, penjualan dari kanal live melonjak dua kali lipat.
Kolaborasi dengan kreator konten lewat program afiliasi dan video pendek turut memperluas pasar. Ditambah partisipasi aktif dalam berbagai kampanye belanja tematik, omzet Demodas pada periode 2024–2025 tercatat meningkat hampir 100 persen dibanding tahun sebelumnya.
“Pertumbuhan ini mendorong kami meningkatkan kapasitas produksi sekaligus membuka lapangan pekerjaan baru. Manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh lingkungan sekitar,” kata Tommy.
Menyongsong 2025 dengan inovasi
Tahun 2025 akan menjadi momentum penting bagi Demodas. Brand ini tengah menyiapkan koleksi spesial berbahan titanium, yaitu material yang ringan, kuat, dan memberi kesan premium, cocok bagi pengguna yang ingin tetap stylish sekaligus nyaman seharian.
Tak berhenti di situ, Demodas juga siap meluncurkan lini smart glasses modern yang menggabungkan teknologi dengan fashion, namun tetap terjangkau bagi masyarakat luas.
“Sebagai pengusaha muda, saya sadar tantangan akan selalu ada: tren cepat berubah, persaingan ketat, sampai tuntutan pelayanan. Tapi kunci sukses adalah konsistensi, kemampuan beradaptasi, dan mendengarkan pelanggan. Jangan tunggu waktu sempurna untuk mulai. Mulailah dengan apa yang ada,” tutup Tommy dengan semangat.
Baca Juga: Dari Fotografer ke Founder, Kisah Perjalanan Riky Santoso Bangun Brand KEE