Di dunia ini, tak ada yang abadi, begitu pula dengan bisnis. Setiap usaha punya masa kejayaan, tapi juga akan menghadapi masa penuh tantangan. Kompetitor baru akan selalu hadir dengan strategi dan inovasi segar.

Sebagaimana yang diungkap oleh Presiden Direktur Djarum Foundation, Victor Rachmat Hartono. Menurutnya, akan selalu muncul kompetitor baru yang memiliki daya saing lebih baik sehingga mengancam bisnis eksisting.

Seperti yang pernah dialami oleh bisnis yang dirintis oleh keluarganya. Dalam sebuah kesempatan, Victor mengungkap bahwa keluarganya terdahulu pernah merintis bisnis minyak dari kacang tanah. 

“Saya ini keturunannya udah beberapa generasi pengusaha lah. Jadi ada dulu, kakek moyang saya itu pengusaha minyak kacang tanah,” ujarnya seperti Olenka kutip, Sabtu (16/8/2025).

“Kita peres kacangnya jadi minyak kacang dan nanti dipakai buat ngecah sayur dan lain-lain. Ini di zaman yang belum ada minyak sawit,” sambungnya.

Baca Juga: Victor Rachmat Hartono, Si Sulung Penerus Perusahaan Rokok Terbesar di Indonesia

Sayang, bisnis keluarganya itu terpaksa tutup karena kalah saing dengan kehadiran minyak kelapa sawit. Kendati tak lagi laris di pasaran, sang ibunda masih menggunakan minyak kacang tanah untuk memasak. 

“Kalau mama saya masih senangnya pakai minyak kacang tanah untuk di rumah, katanya lebih enak. Tapi sekarang standarnya vegetable oil, minyak sawit is sawit,” ceritanya.

Victor mengatakan, dulu banyak orang mengira minyak kacang akan selalu menjadi primadona. Namun kenyataannya, muncul teknologi baru dari Afrika yang menghadirkan kelapa sawit, dan ketika ditanam di Indonesia hasilnya justru sangat cocok. 

Baca Juga: Hampir Jadi Calon Bos Pertamina, Ini Dia Sosok Tirto Utomo Pendiri AQUA

Dengan panen sawit yang bisa mencapai 12 kali setahun, jauh berbeda dengan kacang yang hanya dua hingga tiga kali panen, industri minyak kacang pun perlahan tergeser.

Dari kisah itu, Victor berpesan bahwa setiap pelaku bisnis harus bersikap agile dan adaptif terhadap setiap perkembangan bisnis. Jika enggan untuk berubah, bisnis kita akan tergerus oleh perkembangan zaman.

“Industri yang kita geluti, hari ini bisa memberi nafkah kita, tapi belum tentu jangka panjangnya memberi nafkah terus,” imbuhnya.