PT Elang Mahkota Teknologi Tbk atau lebih dikenal dengan nama Emtek adalah perusahaan konglomerat Indonesia yang didirikan oleh taipan, Eddy Kusnadi Sariaatmadja pada tahun 1983.
Sejatinya, Emtek awalnya merupakan penyedia layanan komputer pribadi. Namun seiring waktu, bisnis Emtek Group meluas ke berbagai bidang dengan lini usaha utamanya meliputi media & digital, kesehatan, teknologi & infrastruktur ligital, layanan keuangan & lainnya.
Saat ini, Eddy Kusnadi Sariaatmadja sendiri masih menjabat sebagai presiden komisaris, sementara putranya, yakni Alvin W. Sariaatmadja menjabat sebagai direktur utama.
Keberhasilan Eddy Sariaatmadja mengembangkan Emtek group pun membuatnya masuk ke dalam daftar orang terkaya di Indonesia. Menurut Forbes (Februari 2023), kekayaan Eddy Kusnadi Sariaatmadja dan keluarganya mencapai US$2,4 miliar. Kekayaan ini menempatkannya sebagai taipan terkaya di industri media dan entertainment Indonesia.
Lantas, apa saja kerajaan bisnis Emtek Group ini? Dikutip dari berbagai sumber, Kamis (6/2/2025), berikut Olenka ulas selengkapnya.
Milestone Bisnis Emtek
Pada tahun 1983, awalnya, PT Elang Mahkota Komputer (Emtek) didirikan oleh Eddy sebagai perusahaan layanan komputer pribadi dan pernah menjadi distributor eksklusif produk Compaq di Indonesia. Saat itu, Eddy mengembangkan bisnisnya bersama saudaranya, Fofo Sariaatmadja, yang dari awalnya hanya menjual perangkat keras, kemudian ke berbagai bidang terkait seperti perangkat lunak, data dan jaringan komputer.
Seiring waktu, Emtek pun diberi kepercayaan untuk menjadi penyuplai perangkat keras Compaq ke berbagai instansi pemerintah dan perusahaan swasta. Terdapat 3 anak usaha utama dalam Grup Emtek pada 1995, meliputi PT Abhimata Citra Abadi (jaringan), PT Abhimata Persada (perangkat lunak) dan PT Intipraja Teknosindo (manufaktur/perakitan perangkat keras), yang kemudian bertambah dengan PT Tangara Mitrakom (VSAT) dan PT Bitnet Komunikasindo (ISP).
Pada tahun 1997, PT Elang Mahkota Komputer berganti nama menjadi PT Elang Mahkota Teknologi (Emtek), sebagai langkah untuk menciptakan perusahaan komunikasi dan teknologi one-stop solution.
Lalu, pada tahun 2000, Emtek memasuki bisnis penyiaran dengan awalnya menggandeng Singleton Group Australia untuk mengakuisisi sebagian saham SCTV, dengan mendirikan PT Cipta Aneka Selaras (kemudian menjadi PT Surya Citra Media Tbk, SCM) sebagai perusahaan induk dari televisi swasta kedua di Indonesia tersebut.
Kepemilikan Emtek kemudian terus meningkat, hingga pada 2005, kepemilikan saham mayoritas SCM sudah berada di tangan Emtek melalui PT Abhimata Mediatama. Sebelumnya, di 2 Agustus 2004, Emtek bersama MRA Media mendirikan televisi swasta lokal pertama di Jakarta yakni O Channel yang memfokuskan siarannya di wilayah Jabodetabek.
Tahun 2007-2008, Emtek kemudian membeli saham MRA Media sehingga O Channel telah dimiliki Emtek sebesar 100 persen. Pada 17 April 2008, Emtek memutuskan untuk menguasai Surya Citra Media secara langsung. Sementara itu, bisnis distributor Compaq, kemudian dilepas (beralih ke perusahaan lain) seiring mergernya Compaq dengan Hewlett-Packard.
Selanjutnya, pada 12 Januari 2010, Emtek resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia, dengan melepas 10% sahamnya dan merupakan emiten pertama yang melakukan IPO di tahun tersebut.
Setahun kemudian, di tanggal 3 Mei 2011, Emtek resmi membeli saham Indosiar Karya Media (induk Indosiar) sebesar 27,24% dari PT Prima Visualindo. Pada akhir penawaran tender wajib, Emtek resmi menguasai Indosiar dengan saham 84,77%. Di tahun yang sama, PT Screenplay Produksi (Screenplay Productions), anak usaha Emtek yang bergerak di bidang rumah produksi, mulai beroperasi.
Ekspansi lain di bidang penyiaran dilakukan pada 23 November 2011, dengan televisi berlangganan dengan merek Nexmedia, yang bisa dipasang dengan antena televisi biasa. Namun, Nexmedia menghentikan operasinya pada 1 September 2019, kemudian digantikan dengan Vidio Premiere dan Nex Parabola.
Memasuki tahun 2010-an, kerajaan bisnis keluarga Sariaatmadja ini berekspansi ke beberapa bidang, seperti kesehatan (rumah sakit) dan teknologi aplikasi digital. Aplikasi digital sendiri ditangani oleh PT Kreatif Media Karya, yang mengelola berbagai situs informasi milik grup ini dan memberikan pendanaan pada startup, seperti Bukalapak dan Dana, sedangkan di bidang kesehatan didirikan PT Elang Medika Corpora dan sejumlah akuisisi dilakukan pada beberapa perusahaan rumah sakit. Tak hanya itu, Emtek juga menguasai 50% saham PT Nusa Satu Inti Artha yang mengelola platform dompet digital DOKU.
Kemudian, di akhir tahun 2021, grup Emtek juga terjun ke industri perbankan dengan mengakuisisi Bank Fama Internasional. Terbaru, pada tahun 2024, Emtek melalui PT Roket Cipta Sentosa mengakuisisi 51% atau sejumlah 1.064.344.500 lembar saham PT Cardig Aero Services Tbk, perusahaan holding yang bergerak di bidang jasa penunjang transportasi udara, jasa boga, pengelolaan fasilitas, dan pelatihan penerbangan.