Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengakui solusi dua negara merupakan satu-satunya jalan untuk meredam konflik Israel-Palestina, solusi dua negara didukung penuh oleh negara-negara anggota PBB termasuk Indonesia yang telah menyatakan sikapnya secara lantang lewat pidato Presiden Prabowo Subianto dalam forum tersebut. 

Buat yang belum tahu, solusi dua negara adalah salah satu opsi meredam konflik Israel–Palestina. Solusi ini menyerukan untuk dibuatnya dua negara merdeka berdaulat, dan demokratis, Israel dan Palestina , yang hidup berdampingan damai dengan Yerusalem sebagai ibu kota bersama, berdasarkan garis perbatasan sebelum 1967

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, solusi dua negara menjadi opsi paling relevan untuk menyudahi konflik berkepanjangan itu. Untuk itu PBB mendorong supaya solusi tersebut segera direalisasikan

Baca Juga: Pidato Prabowo di Forum PBB dan Penantian Panjang Satu Dekade

"Kegagalan bertindak hanya akan memperpanjang krisis yang sudah “tidak dapat ditoleransi” dan semakin memburuk. Kita di sini untuk membantu menemukan satu-satunya jalan keluar dari mimpi buruk ini,” ujarnya dilansir Selasa (23/9/2025).

Dalam kesempatan itu, Guterres berterima kasih kepada kedua negara, namun menyayangkan delegasi Palestina tak mendapat perwakilan penuh akibat pembatasan visa AS.Ia juga mengecam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 serta balasan Israel yang menurutnya berupa penghancuran sistematis Gaza.

“Tidak ada yang bisa membenarkan hukuman kolektif atau pembersihan etnis terhadap rakyat Palestina".

Ia memperingatkan bahwa ekspansi permukiman Israel, kekerasan pemukim, dan aneksasi de facto di Tepi Barat merupakan “ancaman eksistensial” bagi terwujudnya solusi dua negara.

“Kenegaraan bagi Palestina adalah hak, bukan hadiah. Menolak kenegaraan hanya akan memberi ruang bagi ekstremisme di seluruh dunia," ungkapnya.

Guterres menekankan bahwa konferensi ini harus menjadi katalisator untuk mengakhiri pendudukan ilegal Israel serta mewujudkan aspirasi solusi dua negara. Menurutnya, alternatif berupa satu negara dengan pendudukan dan ketidaksetaraan bukanlah jalan keluar yang berkelanjutan.

“Tanpa dua negara, tidak akan ada perdamaian di Timur Tengah. Radikalisme akan terus menyebar ke seluruh dunia,” katanya.

Konferensi berlangsung di tengah meningkatnya keprihatinan internasional atas krisis kemanusiaan di Gaza, di mana puluhan ribu warga sipil, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah tewas akibat serangan Israel.

Baca Juga: Sidang Umum PBB Ke-80, Indonesia Suarakan Isu Israel-Palestina

Guterres menyambut langkah sejumlah negara yang baru-baru ini mengakui Palestina sebagai negara serta dukungan Majelis Umum PBB terhadap Deklarasi New York Saudi–Prancis yang menyerukan langkah konkret menuju perdamaian.

“Ini adalah satu-satunya jalan kredibel menuju perdamaian yang adil dan abadi antara Israel dan Palestina, sekaligus menciptakan stabilitas lebih luas di Timur Tengah,” pungkas Guterres.