Growthmates, tahukah kamu bahwa kebiasaan literasi mampu membantu mewujudkan generasi emas 2045? Banyak orang yang belum sadar dengan dunia literasi dan menganggapnya hanya fokus pada baca dan tulis. Padahal, dunia literasi tidak hanya baca dan tulis saja, tapi lebih dari itu.
Literasi terkait pula dengan kemampuan untuk mengidentifikasi, menentukan, menemukan, mengevaluasi, menciptakan secara efektif dan terorganisir, menggunakan, dan mengkomunikasikan informasi untuk mengatasi berbagai macam persoalan.
Pada zaman yang sudah serba digital seperti saat ini, mempertahankan budaya literasi menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat Indonesia, apalagi pada kalangan remaja yang lebih menyukai menatap layar kaya untuk bermain media sosial.
Terkait minat literasi pada masyarakat Indonesia, data dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-bangsa (UNESCO) mengungkapkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia hanya sebesar 0,001% atau hanya satu dari 1.000 orang yang gemar membaca.
Baca Juga: Ini Pentingnya Literasi Kelapa Sawit untuk Kehidupan Sehari-hari
Kurangnya kematangan pola pikir remaja menghadapi kemajuan teknologi membuat mereka tidak bisa memanfaatkan teknologi dengan maksimal. Padahal, dengan adanya internet ini dapat digolongkan sebagai sarana membaca.
Namun, jika mereka lebih memilih menghabiskan waktu dengan media sosial tanpa mendapatkan hal yang bermanfaat. Hal itu menjadi sia-sia dengan tidak menjadikan internet sebagai sesuatu yang informatif dan menambah intelektual pribadi mereka.
Kehadiran internet bagi remaja menyebabkan minat mereka untuk membaca buku konvensional menurun drastis. Berdasarkan laporan Programme for International Student Assesment (PISA) tahun 2022, Indonesia meraih skor 359 untuk kemampuan literasi membaca dan berada pada peringkat 71 dari 81 negara. Ini jelas menandakan begitu kurangnya budaya literasi pada masyarakat Indonesia.
Padahal, dengan kemampuan literasi yang baik individu akan lebih mudah menjalani kehidupan di masa mendatang. Pasalnya, literasi dapat membuat mereka aktif berpartisipasi di lingkungan sosial. Bijak mengambil keputusan dan siap masuk ke dunia kerja. Literasi bahasa, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital (teknologi informasi dan komunikasi), literasi finansial, literasi budaya dan kewargaan perlu dikuasai dengan baik.
Budaya literasi ini juga bertujuan untuk memupuk kita menjadi pribadi yang intelek dan memiliki keterampilan atau skill. Kualitas suatu bangsa ditentukan oleh kecerdasan dan pengetahuannya masyarakatnya, sedangkan kecerdasan dihasilkan oleh seberapa banyak ilmu pengetahuan yang didapatkan, dan ilmu pengetahuan diperoleh dari informasi baik lisan maupun tulisan.
Baca Juga: Cerdas Berkarakter Melalui Budaya Literasi, Ciptakan SDM Unggul dan Berkualitas
Semakin banyak penduduk suatu wilayah mencari ilmu pengetahuan, semakin tinggi peradabannya, dan budaya suatu bangsa berjalan seiring dengan budaya literasi. Dengan begitu, Indonesia mampu mewujudkan generasi emas 2045.
Sebagai remaja penerus bangsa, kita harus sadar bahwa era digital meningkatkan daya saing antar sumber daya manusia. Kecerdasan dan keterampilan sangat dibutuhkan agar bisa bersaing di era global. Kita harus bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi yang terjadi dengan lebih memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan.
Teknologi juga telah menyediakan fasilitas buku digital yang dapat dengan mudah diakses melalui gadget untuk memudahkan kita membaca buku tanpa batas. Kita juga bisa memanfaatkan internet untuk mengasah kemampuan menulis dengan mengunggah tulisan-tulisan kita agar dibaca oleh publik. Dengan begitu, ilmu yang kita dapatkan dengan fasilitas internet, selain bermanfaat untuk diri kita sendiri, juga bagi orang lain dan lingkungan, serta dapat mewujudkan generasi emas 2045.