Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla membandingkan kualitas kepala daerah dimasa kepemimpinan Presiden Soeharto dan era sekarang.  

Menurutnya, kualitas kepala daerah  di era sekarang ini mengalami penurunan jika dibanding era Soeharto. Dia menyebut penurunan kualitas itu disebabkan proses pencalonan kepala daerah yang mulai berubah, dimana di era sekarang calon pemimpin dilihat dan dipilih berdasarkan popularitas.

Baca Juga: PKS Ogah Bongkar Pasang Duet Anies-Sohibul, PDI-PKB Berpeluang Bentuk Poros Baru di Pilkada Jakarta

"Dari sisi kualitas, saya kira lebih berkualitas gubernur, bupati, walikota zaman Pak Harto daripada sekarang," kata Jusuf Kalla dilansir Kamis (4/7/2024).

Jusuf Kalla mengatakan, kepala daerah zaman menjadi orang-orang jempolan lantaran dipilih berdasarkan rekam jejak kinerja mulai dari pengalaman bekerja di pemerintahan, latar belakang pendidikan, hingga karier jabatan militer jika calon tersebut memiliki latar belakang dunia militer.

"Sehingga gubernur, bupati zaman dulu lebih baik dari segi kualitas. Dulu dipilih mungkin ada kedekatan, ya, tapi lebih kepada kualitas yang terpilih. Kalau sekarang ditentukan 'you punya uang berapa untuk kampanye?'," ujar Jusuf Kalla.

Perbedaan itulah yang terlihat jelas pada demokrasi terpimpin di era Soeharto dengan demokrasi terbuka atau liberal yang saat ini terjadi di Indonesia.

Baca Juga: Harga Obat dan Alat Kesehatan Lebih Mahal 5 Kali Lipat Dibanding Negara Tetangga, Jokowi Panggil Menkes ke Istana

"Dalam demokrasi yang terbuka atau liberal, yang dipilih bukan orang yang terbaik, tapi yang paling populer. Ini juga terjadi di Amerika, apa Trump atau Biden yang terbaik? Bukan, tapi dia yang populer," tandasnya.