Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku heran dengan indeks demokrasi di era kepemimpinannya yang mengalami penurunan. Pasalnya, ia mengaku selalu terbuka bagi masyarakat yang ingin melontarkan kritik kepada pemerintahnya.

"Tiap hari orang mau maki-maki presiden juga kita denger," katanya Kepala Negara, Jumat kemarin.

Lebih lanjut, ayah dari wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka, menyebut bahwa setiap detik masyarakat selalu melontarkan kritik kepada pemerintahnya. Dan dirinya pun mengaku selalu mendengarkan dan menerima kritikan tersebut. 

Baca Juga: Begini Respons Ma’ruf Amin Setelah Jokowi Lantik 3 Wamen Baru

Baca Juga: Resmi Dilantik Jokowi, Sri Mulyani Sambut Thomas Djiwandono Jadi Wakil Menteri Keuangan II

Bahkan, dirinya juga mengatakan jika pemerintah tidak melarang warganya mendirikan organisasi. "Orang mau berserikat, berpendapat, ingin berorganisasi semuanya gak ada yang dihambat," jelasnya.

Sebelumnya, Economist Intelligence Unit (EIU) mencatat skor Indeks Demokrasi 2023 Indonesia sebesar 6,53, atau turun dari 2022 yang kala itu sebesar 6,71.

Baca Juga: Sore Ini, Presiden Jokowi Punya Wakil Menteri Baru

Ada lima indikator yang menyusun penilaian Indeks Demokrasi 2023. Indikator dengan skor tertinggi yang diperoleh Indonesia adalah proses pemilu dan pluralisme Indonesia, yaitu 7,92, kemudian fungsi pemerintahan (7,86), partisipasi politik (7,22), kebebasan sipil (5,29), dan budaya politik (4,38).

Selain itu, EIU mencatat skor indikator kebebasan sipil Indonesia pada indeks tahun lalu sebesar 6,18.