PT Asuransi Kredit Indonesia atau Askrindo, anggota Holding Indonesia Financial Group (IFG) menggelar puncak perayaan HUT ke-54 tahun Askrindo dengan mengadakan kegiatan Tasyakuran dan Halal Bihalal dengan karyawan.

Dengan tema “Bersama Kita Raih Prestasi Gemilang”, Askrindo terus bersiap menghadapi tantangan bisnis yang ada. Tema ini mencerminkan komitmen Askrindo dalam memperkuat sinergi dan kolaborasi untuk pencapaian luar biasa di industri asuransi yang sejalan dengan visi Askrindo untuk menjadi perusahaan asuransi terbaik dan terkuat ("Best & Strong"), serta strategi utama dan menekankan posisi pasar yang kuat dan keunggulan operasional.

Baca Juga: Di Ajang Anugerah BUMN 2025, Askrindo Syariah Sabet 2 Penghargaan

Baca Juga: Ribuan Pemudik Kementerian BUMN Ditanggung Asuransi Kecelakaan Oleh Askrindo

Direktur Utama Askrindo, M Fankar Umran, mengatakan pencapaian Askrindo di tahun 2024 merupakan hasil dari strategi yang efektif dan pelaksanaan yang disiplin.

“Perusahaan mengoptimalkan bisnis Program sebagai bagian dari komitmen dalam menjalankan penugasan Pemerintah, sementara peningkatan portofolio bisnis Non Program menjadi kunci penting dan salah satu inisiatif strategis Perusahaan,” ujar Fankar dalam keterangan tertulisnya, Kamis (10/4/2025).

54 tahun berdiri, Askrindo berhasil mencatatkan pencapaian yang mengesankan dengan Premi Bruto sebesar Rp10,2 Triliun secara konsolidasi pada tahun 2024, dan berhasil mencapai target RKAP hingga 97% meskipun terjadi penurunan sebesar 11% dibandingkan tahun sebelumnya. Lini bisnis Non Program menunjukkan kontribusi yang signifikan selama dua tahun terakhir, dengan komposisi premi bruto sebesar 30%, menandai langkah positif sesuai dengan aspirasi Perusahaan untuk memperkuat portofolio bisnis Non Program.

Fankar menambahkan Askrindo dengan tantangan semakin kompleks, lingkungan yang terus berubah, juga exposure terhadap arah kebijakan Pemerintah bidang UMKM dan perubahan regulasi dari Otoritas. “Kami memiliki inisiatif strategi dan transformasi di berbagai bidang, Transformasi bisnis dan budaya kerja diperkuat dengan menata kembali organisasi (organizational redesign) menjadi lebih agile dan restrukturisasi human capital (workforce restructuring) secara simultan,” tambah Fankar.