Prabowo Subianto dipastikan berada diambang kemenangan Pilpres 2024. Capres nomor urut 2 itu bahkan telah dinyatakan menang satu putaran oleh sejumlah lembaga survei yang menggelar hitung cepat dengan perolehan suara lebih dari 50 persen.
Sementara itu real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga mengkonfirmasi hasil positif, Prabowo sudah mendapatkan 71.454.563 suara atau 58,84 persen suara. Anies-Cak Imin sebanyak 29.549.658 atau 24, 33 persen, sedangkan Ganjar Pranowo-Mahfud MD 20.439.763 atau 16, 83 persen.
Baca Juga: Digadang-gadang Jadi Calon Ibu Negara Pendamping Prabowo, Segini Kekayaan Titiek Soeharto
Hasil memuaskan kali ini adalah buah dari kesabaran panjang. Pilpres 2024 adalah kompetisi ke empat yang diikuti Prabowo setelah tiga kali takluk pada gelaran yang sama.
Pada 2009 Prabowo Subianto maju bareng Megawati Soekarnoputri. Ketika itu Ketua Umum Partai Gerindra itu diberi jatah sebagai cawapres namun keok oleh pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) - Boediono.
Lalu pada 2014 Prabowo kembali maju melawan Joko Widodo-Jusuf Kalla, namun nasib baik belum berpihak kepadanya, Prabowo yang maju bareng Hatta Rajasa kembali menelan kekalahan.
Kekalahan berikutnya kembali menghujam Prabowo ketika dia memutuskan melawan Jokowi untuk yang kedua kalinya pada Pilpres 2019
Pasca Pilpres 2019 peta politik Tanah Air mulai berubah berkat rekonsiliasi yang dilakukan Jokowi, dia merangkul Prabowo dan memberinya jabatan mentereng yakni sebagai Menteri Pertahanan.
Secara otomatis Prabowo dan Partainya Gerindra yang sudah beroposisi selama satu periode masuk menjadi koalisi Jokowi.
Prabowo bisa saja memberi makan egonya dengan menolak ajakan rekonsiliasi itu, dia punya atribut lengkap sebagai penantang pemerintahan Jokowi. Dia adalah ketua umum Parpol besar.
Namun kepentingan bangsa menundukan egonya. Tawaran itu disambut baik kendati risikonya tak kecil. Benar saja Prabowo ditinggal banyak pendukungnya setelah hubungannya dengan Jokowi terekonsiliasi.
Satu periode berdiri di dalam pemerintahan, Prabowo mampu membetot perhatian mayoritas pendukung Jokowi. Mereka bahkan mendukungnya hingga Pilpres 2024 dan mengantarnya di gerbang kemenangan.
Perjalanan panjang Prabowo Subianto untuk sampai pada titik yang sekarang ini yang membuat Hasan Nasbi bercucuran air mata begitu mengetahui sejumlah lembaga memenangkan Prabowo dalam hitung cepat Pilpres 2024. Hasan Nasbi adalah konsultan politik Prabowo yang selama ini bekerja dalam senyap.
Tangis bahagia Hasan Nasbi tak mampu dibendung saat Prabowo menyambut uluran tangannya dengan sebuah pelukan hangat di perayaan kemenangan yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada 14 Februari 2024 malam. Video emosional itu kemudian viral di media sosial sehari setelahnya.
Dalam sebuah wawancara, Hasan mengakui dirinya benar-benar emosional, dia tak berdaya mengendalikan dirinya ketika mengetahui Prabowo menang satu putaran versi hitung cepat.
Padahal kemenangan seperti itu sudah dua kali ia cicipi bersama Jokowi. Perlu diketahui Hasan adalah konsultan politik Jokowi pada Pilpres 2014 dan 2019.
Keharuan atas kemenangan Prabowo Subianto tidak hanya dirasakan Hasan, perasaan yang sama juga menyelimut semua petinggi di Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran.
“Saya juga bingung kenapa saya menangis kali ini, padahal sebelum sebelumnya kita biasa aja jadi kita meneteskan air mata,” kata Hasan dilansir Olenka.id Senin (25/2/2024).
Baca Juga: Sepak terjang Titiek Soeharto, Calon Ibu Negara Pendamping Prabowo Subianto
“Semua yang saya telepon pada nangis, bang Dasco (Sufmi Dasco Ahmad politisi senior Gerindra), Budi Djiwandono saya telpon nangis, para anggota-anggota LSI lama saya telepon nangis pada terisak semua. Ternyata keharuan itu melanda kita semua,” tambahnya.
Hal yang membuat Hasan merasa kemenangan Prabowo menjadi spesial adalah ketabahannya. Perjalanan panjang Prabowo selama bertahun-tahun di kancah politik Tanah Air kini terbayar lunas.
“Pak Prabowo adalah kesabaran yang panjang,” ucap Hasan
Bukan Sekedar Ambisi
Cita-cita Prabowo untuk menjadi orang nomor satu di republik ini tinggal selangkah lagi menjadi kenyataan, perolehan suara via real count KPU semakin tak terbendung.
Menurut Hasan, Prabowo yang rela maju Pilpres berkali-kali bukan sekedar ambisi untuk menjadi presiden RI. Kalau hanya ingin berkuasa, Prabowo mungkin sudah mengibarkan bendera putih tanda menyerah setelah sekian kali gagal. Lebih baik memilih pensiun di dunia politik dan menikmati masa tuanya.
Sulit menemukan politikus setabah Prabowo, gagal berkali-kali, disepelekan bahkan dicaci maki namun masih bisa bangkit berdiri dan melanjutkan perjalan dengan kepala yang tetap tegak. Dia memilih bertahan dengan idealismenya.
“Di usia yang yang sudah tidak muda lagi, di usia yang mungkin dikatakan sudah sepuh tapi masih bertahan dengan idealisme dia dengan cita-cita, dia tabah. Bukannya nggak capek pak, kalau misalnya hanya sekedar ambisi-ambisi kan orang juga punya capek. ini dia yakin dengan apa yang dia perjuangkan,” tutur Hasan.
Hasan tak sungkan mensejajarkan Prabowo dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim yang juga gagal berkali-kali bahkan sampai keluar masuk penjara, namun harapan mengejar keinginannya tak goyah diguncang kenyataaan.
“Kesabaran dia (Prabowo) hanya setara dengan kesabaran Anwar Ibrahim, 20 tahun lebih nggak menyerah, gagal berkali-kali nggak menyerah sama sekali,” ujarnya.
“Anwar Ibrahim itu keluar masuk penjara tapi dia yakin dengan apa yang diperjuangkan jadi perdana menteri juga. Pak Prabowo sekian kali kalah sekian kali dipecundangi tapi menang juga dia akhirnya,” ujar Hasan memungkasi.