Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa sejak dirinya dinobatkan menjadi KGPAA Mangkunagoro X, Gusti Bhre mengaku telah menyiapkan rancangan program yang akan ia jalankan pada masa kepemimpinannya. Menurut Bhre, ada hal-hal yang bisa Pura Mangkunegaran kembangkan dan capai. Karenanya, ia pun merasa peran masyarakat untuk mendukung eksistensi kerajaan, sangatlah besar.
“Saya melihat bahwa di era saat ini, tentunya yang bisa saya lakukan sebisa mungkin adalah bagaimana Mangkunegaran ini masih terus dibutuhkan dan masih terus diinginkan oleh masyarakat. Itu yang paling penting sebetulnya. Karena ini tidak lepas dari keberlanjutan dan keberlangsungan dari kebudayaan yang kita junjung,” terangnya.
Gusti Bhre lantas mengatakan, Mangkunegaran memiliki peran penting sebagai pusat budaya, sastra, dan falsafah bangsa. Karenanya, kata dia, Pura Mangkunegaran sebagai identitas dan jati diri bangsa perlu mewadahi masyarakat untuk melakukan kegiatan budaya.
“Mungkin sebagai contoh ya, saya dulu masih kecil, saya kalau mendengarkan musik kan dulu pakai Walkman, pakai kaset danCD, nah hari ini itu udah gak ada semua. Karena hari ini sudah di-replace dengan smartphone kita, dengan platform streaming dan sebagainya. Akhirnya itu semua penggunaannya sudah berkurang. Akhirnya dari masyarakat pun sudah tidak present lagi,” bebernya.
Untuk itu, sambung dia, selain sebagai salah satu pusat lahir dan berkembangnya kebudayaan, pura Mangkunegaraan juga harus mampu menjadi satu wadah, jembatan, kolaborator dan teman diskusi bagi seluruh masyarakat. Baik budayawan, akademisi, pemerintah, maupun lembaga sosial budaya, pelestarian sejarah dan ekonomi
“Bagaimana Mangkunegaran ini terus ada ke depannya, ya kembali lagi adalah kita jawab dengan bagaimana Mangkunegaran ini terus bisa dibutuhkan dan bisa terus menjadi bagian dari masyarakat, gitu,” paparnya.
“Dan itu yang kita lakukan. Bahwa Mangkunegaran sebagai pusat budaya, bukan hanya sebagai pusat budaya tapi juga menjadi suatu wadah untuk menaungi kebudayaan yang kita miliki dan unsur-unsur perangkat di dalamnya gitu. Apakah itu para akademisi, para seniman, dsb,” lanjutnya.
Pria yang menjabat sebagai Komisaris PT KAI itu pun mengatakan, warisan sejarah pura bukan hanya suatu hal yg semata-mata harus dirayakan, melainkan harus dijaga agar pura Mangkunegaraan tetap jadi pusat budaya dan sejarah yang tidak tergerus perkembangan zaman.
"Untuk itu saya mengajak seluruh insan Mangkunegaraan dan masyarakat Indonesia, khususnya Surakarta, untuk bersama-sama mengamalkan nilai-nilai luhur yang diajarkan kepada kita," tukasnya.
"Melestarikan dan terus mengembangkan kebudayaan Mangkunegaraan sebagai bagian yang tidak bisa dipisahkan dari perjalanan peradaban bangsa kita," tandasnya.