Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) bersama GRASP 2030 menyelenggarakan kegiatan "Knowledge Sharing: From Policy to Plate – Mendorong Kebijakan yang Mendukung Penanganan Susut dan Sisa Pangan di Sektor Bisnis" di Ra Suites Simatupang, Jakarta.
Acara ini menjadi momentum penting dalam memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk menanggulangi isu susut dan sisa pangan (SSP) di Indonesia, sekaligus membuka rangkaian perayaan 4th Anniversary GRASP 2030 dan peringatan International Day of Awareness of Food Loss and Waste (IDAFLW) 2025.
Kegiatan dibuka oleh Indah Budiani selaku Direktur Eksekutif IBCSD, yang menegaskan komitmen GRASP 2030 sebagai wadah kolaborasi bisnis untuk mengatasi SSP secara sistematis. “Empat tahun perjalanan GRASP 2030 membuktikan bahwa gotong royong antara pemerintah, bisnis, akademisi, dan masyarakat sipil adalah kunci dalam mengatasi susut dan sisa pangan. Perayaan ulang tahun ini sekaligus menjadi momentum memperkuat komitmen bersama dan menggaungkan isu ini lebih luas ke masyarakat,” ujar Indah.
Angelique Dewi, Chairwoman GRASP 2030 & Head of Sustainability Nutrifood, menambahkan pentingnya dukungan kebijakan yang berpihak pada dunia usaha agar upaya pengurangan SSP dapat berjalan efektif.
“Tema From Policy to Plate mengingatkan kita bahwa apa yang diputuskan di level kebijakan akan memengaruhi seluruh rantai pangan hingga ke piring. Karena itu, dukungan kebijakan menjadi kunci agar langkah-langkah yang sudah dilakukan sektor bisnis dalam mengurangi susut dan sisa pangan bisa lebih terarah dan berkelanjutan,” sebut Angelique dalam sambutannya.
Baca Juga: 8 Agenda Prioritas Prabowo dalam RAPBN 2026, Fokus pada Pangan hingga Investasi Global
Baca Juga: Kolaborasi PEP Prabumulih Field dan PDSI Temukan Potensi Minyak Baru di Lapangan Lembak
Dalam kesempatan kali ini, juga diadakan perayaan Anniversary GRASP 2030 yang keempat sebagai bentuk penguatan komitmen para penandatanganan GRASP 2030 untuk terus berbagi praktik baik dan menghadirkan inovasi di sektor pangan.
Sejak diluncurkan pada 2021, GRASP 2030 telah berkembang pesat dari 9 menjadi 39 penandatangan, yang terdiri dari sektor bisnis dan berbagai organisasi di sepanjang rantai pasok pangan. Pertumbuhan ini menunjukkan semakin kuatnya kolaborasi multipihak dalam penanganan susut dan sisa pangan (SSP) di Indonesia, sekaligus membuka peluang bagi lebih banyak bisnis dan organisasi untuk bergabung dan memperluas dampak bersama.
Sesi utama menghadirkan keynote speech dari Jarot Indarto, Direktur Pangan dan Pertanian Bappenas, yang memaparkan arah kebijakan nasional dalam mendukung pengurangan SSP sejalan dengan pembangunan sistem pangan berkelanjutan.
Diskusi panel kemudian memperkaya perspektif dengan kehadiran Nita Yulianis dari Badan Pangan Nasional, Agus Rusly dari Kementerian Lingkungan Hidup, Prof. Dr. Rimbawan dari IPB, Morra Lovreza dari SOS Jakarta, dan Dr. Margaret Jewell dari WRAP.
Para narasumber menyoroti berbagai dimensi mulai dari strategi penyelamatan pangan nasional, kebijakan pengelolaan sampah susut dan sisa pangan, ide inovasi redistribusi pangan, pelajaran yang dapat diambil dari praktik penyelamatan pangan di lapangan, hingga praktik baik internasional seperti Good Samaritan Law dan studi kasus WRAP Food Pact.
Melalui diskusi interaktif dan tanya jawab, kegiatan ini menghasilkan bahan masukan yang komprehensif untuk kebijakan nasional yang mendukung upaya pengurangan susut dan sisa pangan, serta membuka peluang sinergi lebih luas antara pemerintah, sektor bisnis, akademisi, NGO, dan masyarakat sipil. Acara ditutup dengan rangkuman poin-poin utama diskusi serta ajakan bagi seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat langkah nyata dalam pengurangan SSP.
GRASP 2030 menegaskan komitmennya untuk terus menjadi platform kolaborasi yang menjembatani kebijakan dengan praktik bisnis, demi terwujudnya sistem pangan Indonesia yang lebih berkelanjutan.