Mendefinisikan Ulang Standar Pengobatan GERD

Dalam simposium internasional “Fexuprazan Night” yang diadakan 4 Juni 2025, lebih dari 100 ahli gastroenterologi dari berbagai negara berkumpul untuk mendiskusikan peran terapi baru ini.

Salah satu pembicara utama, Dr. Michael F. Vaezi dari Vanderbilt University Medical Center (AS), menyoroti keterbatasan terapi PPI:

“PPI memiliki onset kerja yang lambat, kurang efektif di malam hari, serta harus diminum sebelum makan. Fexuprazan, sebagai P-CAB, menjawab semua keterbatasan tersebut,” tutur Dr. Michael F. Vaezi.

Pendapat serupa juga disampaikan Prof. Ronnie Fass, pakar GERD internasional, dalam pertemuan Asia-Pacific Neurogastroenterology and Motility (APNM) 2023.

“Obat P-CAB seperti Fexuprazan memiliki efek terapeutik yang lebih unggul dibandingkan PPI, dan berpotensi menjadi standar baru pengobatan GERD di Amerika Serikat,” paparnya.

Menurut firma riset BCC, pasar global untuk obat P-CAB diprediksi akan melonjak dari USD 44,89 juta pada 2015 menjadi USD 1,38 miliar (sekitar Rp 22,47 triliun) pada 2030. Fexuprazan sendiri telah mencatatkan penjualan global tahunan sebesar Rp 1,17 triliun pada tahun ketiganya sejak peluncuran.

Segera Hadir di Indonesia

Daewoong Pharmaceutical kini tengah dalam proses mendapatkan izin edar resmi di Indonesia, membuka jalan bagi pasien GERD di Tanah Air untuk mengakses terapi inovatif ini.

“Fexuprazan adalah obat baru yang telah terbukti efektif secara global,” ujar Baek In-Hyun, Kepala Divisi Bisnis Daewoong di Indonesia.

“Kami berkomitmen membawa pilihan pengobatan yang lebih cepat, praktis, dan nyaman bagi pasien GERD di Indonesia,” tambahnya.

Dengan potensi besar dan dukungan bukti ilmiah yang kuat, Fexuprazan diharapkan menjadi game changer dalam pengobatan GERD, tidak hanya di tingkat global, tetapi juga bagi jutaan pasien di Indonesia yang membutuhkan solusi lebih baik.

Baca Juga: Formula E Jakarta 2025 Hadirkan Dewa 19, Siap Guncang Jakarta E-Prix 2025