Kenaikan harga energi yang sulit dikendalikan saat ini, salah satunya dipicu oleh ketegangan di Timur Tengah, akan memicu respons Bank Sentral di seluruh dunia dengan menunda kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan. Akibatnya, terjadi capital outflows dari negara berkembang dan membuat kenaikan imbal hasil obligasi, kenaikan suku bunga pasar dana (funding market), dan akhirnya kredit. Saat ini, imbal hasil Obligasi Negara sudah di 6,98%.
Melihat kondisi tersebut, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta BUMN yang terdampak pada bahan baku impor dan BUMN dengan porsi utang luar negeri (dalam dolar AS) yang besar seperti Pertamina, PLN, BUMN Farmasi, MIND ID agar melakukan pembelian dolar dengan tepat guna, bijaksana, dan sesuai prioritas dalam memenuhi kebutuhannya.
Baca Juga: Langkah Antisipatif Erick Thohir Siapkan BUMN Hadapi Gejolak Ekonomi-Geopolitik Global
"Arahan saya kepada BUMN adalah untuk mengoptimalkan pembelian dolar. Artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan, bukan memborong. Intinya, jangan sampai berlebihan, kita harus bijaksana dalam menyikapi kenaikan dolar saat ini," ungkap Erick, dikutip Sabtu (20/4/2024).
Erick menambahkan, hal ini juga sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam mengantisipasi dampak lanjutan dari gejolak geopolitik dan ekonomi global. Pemerintah Indonesia telah memiliki instrumen dalam bentuk devisa hasil ekspor yang ingin ditempatkan di dalam negeri. Selain itu, Pemerintah menginginkan impor konsumtif dapat ditahan dulu dalam situasi saat ini.
"Untuk itu, pengendalian belanja dan impor BUMN harus dengan prioritas dan sesuai dengan kebutuhan yang paling mendesak," imbuh Erick.
Utamanya, Erick menegaskan, pengendalian tersebut perlu dilakukan oleh BUMN-BUMN yang memiliki eksposur impor dan memiliki utang dalam denominasi US dolar. Dirinya justru mengingatkan para direksi BUMN agar lebih awas dan tidak membeli dolar secara berlebihan dan menumpuk.