Industri pertambangan identik dengan dunia yang keras, penuh debu dan pekerjaan yang berat. Penggunaan beragam alat berat membuat pekerjaan di industri ini terlihat sulit. Oleh karena itu, industri ini dianggap lebih cocok untuk laki-laki.
Meski begitu, para perempuan berikut tetap menunjukkan dedikasi yang kuat untuk berkontribusi di industri pertambangan. Baik mengambil peran secara teknis maupun operasional, deretan srikandi Indonesia ini ikut mengembangkan industri pertambangan yang terkenal berat dan penuh tantangan:
Baca Juga: Deretan Srikandi Sawit Ternama di Indonesia
1. Febriany Eddy
Febriany Eddy bukanlah nama baru di industri tambang. Sebelum akhirnya ditunjuk sebagai Chief Executive Officer (CEO) PT Vale Indonesia Tbk pada April 2021, perempuan lulusan Jurusan Akuntansi, Universitas Indonesia serta Magister of Business Administration dari National University of Singapore dan UCLA Anderson School of Management ini telah mengabdi di perusahaan tambang nikel itu selama 15 tahun.
Febri lebih dulu menjabat sebagai Chief Financial Officer Vale Indonesia pada 2018-2019 dan pernah menjabat sebagai Deputy CEO selama 2 tahun. Selama menjabat sebagai CEO, Febriany menuntut setiap orang harus memiliki keinginan belajar yang tinggi, pantang menyerah, dan tidak takut salah. Itulah value yang dia miliki dan coba tanamkan kepada orang yang dipimpinnya.
Dia resmi mengundurkan diri dari jabatan CEO Vale Indonesia sejak 21 April 2025. Keputusan tersebut diambil setelah dirinya diangkat menjadi Direktur PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) atau BKI. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu bergerak di bidang klasifikasi kapal dan ditunjuk sebagai perusahaan induk (holding) operasional Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara pada Maret 2025.
2. Dewi Kam
Nama Dewi Kam cukup tersohor di industri tambang Indonesia berkat kepemilikannya pada sejumlah perusahaan batu bara. Dengan kekayaan ditaksir mencapai US$4,4 miliar, Dewi Kam menyabet predikat perempuan terkaya kedua di Indonesia dan menduduki peringkat 751 dalam daftar orang terkaya di dunia tahun 2025.
Dengan harta melimpah, srikandi tambang ini malah dikenal sebagai pribadi yang sangat tertutup dan jarang tampil di media. Dewi memilih untuk menjaga privasinya dan fokus pada bisnis yang ia jalani. Dia merupakan pemilik saham minoritas di perusahaan tambang batu bara, Bayan Resources, serta tercatat dalam database offshore leaks International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ).
Namanya juga terafiliasi dengan dua perusahaan yang berdomisili di British Virgin Islands dan Samoa. Dewi tercatat menjadi pemegang saham Birken Universal Corporation dan Direktur Savill Universal Ltd yang berlokasi di British Virgin Islands, serta pemegang saham Overseas Finance Ltd yang bertempat di Samoa. Dia juga nominee director Execorp Limited, nominee Shareholder Portcullis Nominees (BV) Limited, dan Sharecorp Limited.
3. Arini Subianto
Arini Subianto merupakan salah satu pengusaha di Indonesia yang berkecimpung di industri tambang batu bara Tanah Air. Perempuan kelahiran 1970 ini meneruskan kepemimpinan sang ayah, Benny Subianto, di PT Persada Capital Investama setelah Benny meninggal pada Januari 2017.
Berbekal ilmu yang didapat usai memperoleh gelar Bachelor of Fine Arts in Fashion Design dari Parsons School of Design, New York (1991–1994) serta Master of Business Administration dari Fordham University Graduate School of Business Administration, New York (1996–1998), Arini memimpin PT Persada Capital Investama yang mengelola investasi di berbagai lini bisnis, mulai dari perkebunan, pertambangan, hingga industri manufaktur.
Salah satu portofolio Persada Capital adalah saham minoritas di perusahaan Adaro Energy. Perusahaan yang kini bernama PT Alamtri Resources Indonesia Tbk ini berfokus pada pertambangan batu bara metalurgi, pengolahan mineral, jasa pertambangan, dan energi terbarukan. Tambang batu bara yang dikelola Alamtri terletak di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
4. Ghan Djoe Hiang
Hampir mirip dengan Dewi Kam, salah satu sosok perempuan terkaya di Indonesia ini juga jarang tampil ke publik. Ghan Djoe Hiang merupakan istri dari mendiang pendiri Baramulti Group, yakni Athanasius Tossin Suharya. Forbes di tahun 2022 menempatkan Ghan Djoe Hiang pada peringkat 41 orang terkaya di Indonesia dengan estimasi jumlah kekayaan sebesar US$1,07 miliar.
Perusahaan yang dimilikinya bergerak di bidang pertambangan dan perdagangan batu bara. Baramulti Group diketahui memiliki 11 konsesi batu bara di pulau Kalimantan dan Sumatera. Ghan Djoe Hiang juga memegang saham pengendali PT Wahana Sentosa Cemerlang, induk usaha PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP), sebuah perusahaan pertambangan batu bara.
Baca Juga: Deretan Perempuan yang Lanjutkan Bisnis Sang Ayah
5. Elaine Low
Elaine Low merupakan anak raja batu bara Low Tuck Kwong yang memiliki PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Tahun lalu, Elaine mendapatkan hibah 22% kepemilikan saham Low Tuck Kwong di BYAN. Aktif menjadi direktur di belasan perusahaan, Elaine saat ini ikut bertanggung jawab atas pengembangan bisnis Bayan Resources.
Dia merupakan lulusan magister The Lee Kuan Yew School of Public Policy pada tahun 2014. Sejumlah perusahaan yang juga menjadi tanggung jawab Elaine, seperti PT Kariangau Power, PT Dermaga Perkasapratama, serta entitas BYAN di Singapura.
6. Melati Sarnita
Nama terakhir yang akan dibahas dalam kesempatan ini adalah Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium atau Inalum, Melati Sarnita. Jabatan itu resmi diembannya sejak Juni 2025 setelah sebelumnya menjadi Direktur Pengembangan Usaha Inalum. Posisi Direktur Pengembangan Usaha Inalum dijabat Melati sejak 16 Juni 2023.
Melati Sarnita menempuh pendidikan teknik metalurgi di Universitas Indonesia pada tahun 1999, serta studi magister di bidang Manajemen Strategis di Universitas Gadjah Mada pada 2007. Menunjukkan prestasi membanggakan, Melati pernah menjabat sebagai Direktur Komersial PT Perusahaan Gas Negara LNG Indonesia (2017-2019) dan Direktur Komersial PT Krakatau Steel (2020-2023).
Dia juga sempat menjabat sebagai Komisaris Utama PT Krakatau Bandar Samudera (2022), Komisaris PT Krakatau Baja Industri, Komisaris Utama PT KHI Pipe Industries (2021), Komisaris Utama PT Krakatau National Resources (2021), Komisaris Utama PT Krakatau Osaka Steel (2019), dan Pelaksana Tugas (Plt) Komisaris Utama PT Krakatau Daya Listrik (2019).
Dengan tanggung jawab barunya di perusahaan tambang dan pengolahan aluminium terbesar di Indonesia, Melati Sarnita membawa visi jangka panjang untuk memperkuat hilirisasi dan mengembangkan ekosistem industri berbasis logam strategis.