Sutradara, Joko Anwar, mengumumkan film ke-11 yang menandai sebuah babak baru dalam karier perfilmannya.

Setelah sukses di tahun ini melalui film horor Siksa Kubur dan deretan film seperti Pengabdi Setan, Pengabdi Setan 2 Communion dan juga Perempuan Tanah Jahanam yang meraih Piala Citra 2020 termasuk untuk Film Terbaik dan Sutradara Terbaik, kini Joko Anwar membuat gebrakan baru dengan bekerja sama studio Hollywood Amazon MGM Studios dalam film berjudul ‘Pengepungan di Bukit Duri’ (The Siege at Thorn High).

Pengepungan di Bukit Duri mengusung genre action-thriller dengan latar 2027. Film ini rencananya akan tayang di bioskop pada 2025

Film ‘Pengepungan di Bukit Duri’ ini juga sekaligus juga menjadi kolaborasi perdana Joko Anwar dengan aktor berbakat Morgan Oey. Selain Morgan, film ini juga dibintangi para aktor generasi baru Indonesia, di antaranya adalah Omara Esteghlal, dan Hana Pitrashata Malasan.

Selain itu, film ini pun didukung oleh Endy Arfian, Fatih Unru, Satine Zaneta, Dewa Dayana, Florian Rutters, Faris Fadjar Munggaran, Sandy Pradana, Farandika, Raihan Khan, Sheila Kusnadi, Millo Taslim, Bima Azriel.

Joko Anwar berharap film ini bisa relate dengan tidak hanya penonton Indonesia, namun juga penonton internasional. Karena menurut dia, masalah sosial seperti kekerasan marak terjadi di berbagai negara.

"Melalui film ini saya mencoba menyuguhkan cara pandang yang berbeda melihat kekerasan itu dan bagaimana kita merespon kekerasan," kata Joko, saat sesi konferensi pers di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan, Senin (21/10/2024).

Baca Juga: ‘Pengepungan di Bukit Duri’, Film Terbaru Karya Joko Anwar Kolaborasi dengan Studio Hollywood MGM Studios, Seperti Apa?

Sinopsis Film

Film ‘Pengepungan di Bukit Duri’ mengambil latar tahun 2027, ketika situasi di Indonesia bergejolak. Menggambarkan kondisi masyarakat berada di ambang kehancuran, dipicu oleh diskriminasi dan kebencian rasial.

Di tengah semua itu, muncul Edwin (diperankan Morgan Oey), guru pengganti di SMA DURI yang dikhususkan untuk siswa-siswi bermasalah. Situasi semakin rumit, Edwin menghadapi pertarungan untuk bertahan hidup ketika sekolah tempatnya mengajar mendadak berubah menjadi ajang pertarungan hidup dan mati.

Kisah film ini tak hanya menyuguhkan adegan aksi dan pertarungan fisik, tapi juga pertarungan moral dan etika di tengah krisis. 

Latar sosial yang penuh diskriminasi menciptakan konflik yang nyata, seolah mengingatkan penonton pada rapuhnya batas antara harmoni dan kehancuran dalam kehidupan sosial. Joko Anwar berusaha meramu kisah ini dengan cermat, memadukan ketegangan dengan refleksi tentang ketidakadilan sosial dan urgensi yang terjadi di masyarakat.

Nah Growthmates, dengan tema yang mendalam dan alur cerita yang menegangkan, film ‘Pengepungan di Bukit Duri’ ini diharapkan akan menjadi salah satu film yang dinantikan di tahun 2025.

Baca Juga: Film Siksa Kubur Masuk Nominasi Terbanyak FFI 2024