Djoko Susanto bukanlah nama baru dalam jajaran orang paling kaya di Indonesia. Mengutip Forbes real time (29/10/2025), Djoko berada di posisi ke-21 orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan mencapai US$2,9 miliar. Kekayaan utamanya bersumber dari jaringan ritel Alfamart yang tersebar di seluruh Indonesia, bahkan luar negeri.

Pria kelahiran 9 Februari 1950 ini mendapat kesempatan mengembangkan Alfamart usai bertemu dengan Putera Sampoerna, trah keluarga konglomerat Sampoerna Group di tahun 1980-an. Dari awalnya sebagai distributor rokok Sampoerna, Djoko sukses mengembangkan Toko Gudang Rabat (TGR) menjadi Alfamart. Dia resmi mengambil alih lini bisnis ritel Sampoerna ketika Putera menjual bisnis rokoknya ke Philip Morris pada 2005.

Baca Juga: Kisah Jatuh Bangun Mutiara Djokosoetono Mendirikan Bluebird

Kini, Alfamart dioperasikan oleh PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk yang per 2023 telah mencapai 19.087 gerai di seluruh Indonesia dengan 3.583 gerai entitas anak, bahkan berekspansi hingga ke Filipina. Tidak hanya itu, perusahaan milik Djoko Susanto juga membeli saham senilai US$30 juta di Bank Aladin Syariah pada tahun 2022.

Mengutip berbagai sumber, berikut deretan bisnis milik Djoko Susanto:

1. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk

Selain mengoperasikan Alfamart, lewat perusahaan dengan kode saham AMRT ini, Djoko memiliki lima anak perusahaan. Kelimanya adalah:

  • Alfamart Retail Asia Pte, Ltd (perusahaan investasi);
  • PT Global Loyalty Indonesia (pengolahan pengembangan aplikasi data dan perdagangan secara e-commerce);
  • PT Midi Utama Indonesia Tbk (perdagangan eceran untuk produk konsumen dengan merek Alfamidi);
  • PT Sumber Indah Lestari (perdagangan peralatan kesehatan dengan merek Dan+Dan);
  • PT Sumber Trijaya Lestari (perdagangan besar untuk produk konsumen dengan merek aksesmu).

2. Lawson Indonesia: PT Lancar Wiguna Sejahtera

Awalnya, Lawson berada di bawah naungan PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI). Namun, Alfamart (AMRT) mengakuisisi langsung PT Lancar Wiguna Sejahtera yang menjadi pemegang lisensi waralaba Lawson, jaringan convenience store asal Jepang, pada tahun 2025.

3. House Brand Private Label (HBPL)

Bisnis Djoko Susanto juga bergerak di bidang House Brand Private Label (HBPL). Demi memenuhi kebutuhan konsumen akan produk berkualitas dengan harga terjangkau, Alfamart menghadirkan berbagai produk private label lewat label “A” di kemasannya. Produk-produk ini dibuat melalui kerja sama dengan pabrik-pabrik besar.

4. Alfaland Group

Djoko juga menjalankan bisnis properti melalui Alfaland Group:

  • Manajemen hotel: Alfaland Group menaungi Omega Hotel Management dengan beragam merek seperti Signata, hotel bintang lima di Malaysia; jaringan hotel Cordela; Cordex Hotel; serta Alfa Resorts;
  • Pembangunan properti: Grand Bima Mansion, Martadinata Point, Griya Hijau Regency (Ciputat & Cirebon), Alfa Tower, serta Lodan Center; serta
  • Manajemen properti: The Plaza Millennium, Medan; Pasar Minggu Point; serta Lodan Center.

5. Yayasan Pendidikan Bunda Mulia (YPBM)

Dalam bidang pendidikan, Djoko mendirikan Yayasan Pendidikan Bunda Mulia yang menaungi Universitas Bunda Mulia (UBM), Bunda Mulia School (SPK), dan Sekolah Bunda Mulia lainnya.

6. PT Sigmantara Alfindo

Djoko Susanto mengendalikan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk melalui PT Sigmantara Alfindo (AlfaCorp). Induk perusahaan yang menaungi Alfamart dan Alfaland Group ini juga menjadi kendaraan Djoko untuk mengendalikan 53,19% saham Alfamart yang ia miliki. Tidak hanya itu, AlfaCorp juga menjalankan investasi keluarga Susanto dalam berbagai ekspansi dan akuisisi bisnis.

7. PT Trimitra Trans Persada Tbk (BLOG)

Terbaru, Djoko membawa perusahaan yang berada di bawah bendera PT Sigmantara Alfindo ini untuk melakukan IPO. PT Trimitra Trans Persada Tbk (BLOG) baru saja melakukan IPO di bulan Juli 2025 dengan melepas 563 juta sahamnya. BLOG merupakan perusahaan yang bergerak di bidang logistik terintegrasi dan pergudangan business to business.