PT Delta Dunia Makmur Tbk (Delta Dunia Group, IDX: DOID) mempertahankan pendapatan stabil sebesar US$1,35 miliar, dalam sembilan bulan pertama tahun 2024 (9M 2024), dibandingkan dengan US$1,36 miliar year-on-year (yoy). Inisiatif pemulihan setelah hujan (recovery after rain) dinilai efektif membatasi penurunan pengupasan tanah (OB removal) menjadi hanya 9% yoy. Sementara, produksi batu bara meningkat 3%.
EBITDA Delta Dunia Group turun 16,4% yoy menjadi US$252,3 juta. Selanjutnya, biaya keuangan perusahaan meningkat 20% yoy akibat investasi berorientasi masa depan, yang menyebabkan kerugian bersih US$17,4 juta—membaik dari kerugian bersih US$26,6 juta pada 1H 2024.
Baca Juga: Carro Tutup 2024 dengan Catatan Laba Kotor Tertinggi dan Investasi dari Woori
"Periode 9M 2024 menjadi fase penting lainnya dalam perjalanan transformasi kami. Fokus teliti kami pada keunggulan operasional, ekspansi geografis, diversifikasi komoditas, dan keberlanjutan menempatkan kami pada posisi kuat di lanskap pertambangan global. Melalui akuisisi strategis, raihan kontrak signifikan, dan diversifikasi lebih lanjut ke batu bara nontermal dan logam dasar, kami membangun bisnis yang terdiversifikasi dan future-ready," ucap Iwan Fuad Salim, Direktur Delta Dunia Group, dikutip Rabu (25/12/2024).
Delta Dunia Group melakukan perpanjangan kontrak 11 tahun senilai US$7,8 miliar dengan PT Indonesia Pratama (IPR), anak perusahaan Bayan Group; perpanjangan kontrak dua tahun senilai AUD200 juta untuk Tambang Meandu di Australia dengan TEC Coal Pty Ltd; serta kontrak baru sepanjang usia tambang senilai US$755 juta dengan PT Persada Kapuas Prima (PKP) di Kalimantan Tengah. Perjanjian-perjanjian ini mampu melipatgandakan order book hingga tiga kali lipat menjadi lebih dari US$12,7 miliar.
Selain itu, Delta Dunia Group mengakuisisi saham mayoritas di Atlantic Carbon Group, Inc. (ACG). Hasil keuangan dan kinerja ACG yang berbasis dalam mata uang USD sehingga bebas dari risiko nilai tukar dan fluktuasi mata uang, telah dikonsolidasikan ke laporan kinerja untuk Kuartal 3 2024. Dengan kontribusi antrasit ultra-high-grade dari ACG, pendapatan batu bara nontermal kini menyumbang 26% dari total pendapatan Delta Dunia Group, mengurangi proporsi yang berasal dari batu bara termal yang saat ini berkontribusi 74%. Pendapatan dari batu bara non-termal diproyeksikan meningkat menjadi 28% pada akhir 2024.
Selanjutnya, Delta Dunia Group juga menandatangani perjanjian mengikat untuk mengakuisisi 51% saham di Dawson Complex, salah satu tambang batu bara metalurgi terbesar di Australia. Beroperasi selama lebih dari 60 tahun, Dawson Complex telah menjalin hubungan kuat dengan pasar utama di Asia, termasuk India dan Jepang. Tak hanya Dawson Complex, Delta Dunia Group juga meningkatkan kepemilikan sahamnya di 29Metals Limited, perusahaan tambang logam dasar dan logam mulia berbasis tembaga di Australia.
Sementara itu, belanja modal (Capex) Delta Dunia Group mencapai US$133,1 juta pada Q3 2024, mencatat kenaikan sebesar 79% yoy. Investasi ini meningkatkan efisiensi operasional dan mendorong pertumbuhan melalui ekspansi di site yang sudah ada, serta biaya Repair and Maintenance (R&M) yang memastikan umur panjang dan efisiensi aset Grup, sejalan dengan panduan Capex sepanjang tahun sebesar US$150 juta hingga US$190 juta. Secara bersamaan, pengelolaan modal kerja yang lebih baik menghasilkan peningkatan arus kas operasional sebesar 2%, mencapai sekitar US$232 juta. Free cash flow (FCF) tercatat sebesar US$80,2 juta.