Kebiasaan itu terbawa hingga dewasa. Giring mengisi waktunya dengan membaca berbagai buku sejarah, mengoleksi DVD tokoh dunia, dan bahkan memberi salah satu putranya nama Abraham.
Diakuinya, nama tersebut terinspirasi dari tokoh Johannes Abraham Dimara, seorang pahlawan nasional dari Papua yang berjuang menyatukan Irian Barat ke Indonesia, serta Abraham Lincoln, presiden Amerika Serikat yang dikenal sebagai penghapus perbudakan.
“Memahami sejarah bukan soal hafalan. Yang penting adalah mengerti inti dari setiap momen,” jelasnya.
Terkait bacaan favoritnya, Giring menyebut salah satu buku yang paling mempengaruhinya adalah Sapiens karya Yuval Noah Harari.
Ia juga gemar membaca berbagai literatur tentang Kerajaan Majapahit. Menurutnya, kedua bacaan tersebut sangat membentuk cara pandangnya terhadap perjalanan manusia dan bangsa.
Bagi Giring, Sapiens membuka wawasan tentang evolusi perilaku manusia dari prasejarah hingga era modern. Sementara itu, sejarah Majapahit memberinya pemahaman mengenai kejayaan, dinamika kekuasaan, dan fondasi kebudayaan Nusantara.
“Buku-buku ini membentuk perspektif panjang yang membuat saya melihat sejarah bukan sebagai rangkaian tahun dan peristiwa, tetapi sebagai perjalanan kolektif yang penuh pelajaran,” tandasnya.