Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) periode 2009–2014, Ignasius Jonan, selama ini dikenal luas sebagai sosok pemimpin tegas dan pembawa perubahan besar dalam dunia perkeretaapian nasional.
Tapi, di balik karier suksesnya di dunia transportasi dan pemerintahan, ternyata Jonan sempat memiliki cita-cita yang jauh berbeda.
Dalam sebuah kesempatan, pria kelahiran Singapura, 21 Juni 1963 itu mengisahkan bahwa masa kecilnya diwarnai keinginan kuat untuk menjadi seorang dokter.
“Saya itu kepengen sekolah dokter, tapi sama ibu saya enggak boleh,” tutur Jonan seraya tersenyum, sebagaimana dikutip Olenka, Rabu (29/10/2025).
Jonan bercerita, pada zamannya, keputusan orang tua adalah hal yang mutlak dan tak bisa dibantah.
“Nah, zaman saya kalau ibu enggak boleh, ya enggak usah, yo wes. Enggak bantah,” tegasnya.
Baca Juga: Jonan Bicara Soal Urgensi Kesejahteraan Karyawan
Dengan gaya khasnya yang lugas, mantan Menteri ESDM dan Menteri Perhubungan itu pun menambahkan perbandingan dengan kondisi masa kini.
“Kalau zaman sekarangkandibilang enggak usah itu menjawab ‘emang kenapa?’,”ungkap Jonan.
Meski tidak menempuh jalur kedokteran seperti cita-cita awalnya, perjalanan hidup Jonan membuktikan bahwa arah hidup seseorang tak selalu mengikuti rencana semula.
Suami dari Ratnawati ini justru menemukan panggilan lain, yakni mengabdi untuk bangsa melalui reformasi sistem transportasi dan pelayanan publik yang lebih manusiawi.
“Ya sudah, akhirnya jadi begini,” tandasnya.
Baca Juga: Ignasius Jonan 'Si Kepala Batu'