Berawal dari cerita dari mulut ke mulut, Nanik justru semakin banyak menerima pesanan dari para pegawai hotel. Bahkan mereka memesan untuk acara keluarga dan hari-hari besar keagamaan, dari sini Nanik mulai berubah pikiran, pisang gorengnya bisa menjadi peluang bisnis menjanjikan. Ia kemudian membuka usaha rumahan.
Tetapi namanya bisnis yang baru dirintis, tidak semua bisa berjalan mulus sesuai harapan, di awal-awal memulai usaha rumahan, Nanik kesulitan dalam hal penjualan, salah satu faktornya karena letak rumah yang tak strategis sehingga sulit dijangkau calon konsumen.
“Itu jual 20 aja susah,” bebernya.
Dari sini naluri bisnis Nanik mulai jalan, strategi marketingnya pelan-pelan diterapkan dan itu tepat sasaran, pisang goreng bikinannya dibagi-bagikan ke orang–orang di lingkungan tempat tinggalnya. Response mereka positif, pisang goreng buatnya dibilang nikmat dan berbeda dari pisang goreng pada umumnya.
Seperti mengulang pola yang sama, cerita pisang ‘gosong’ itu menyebar dengan cepat lewat cerita dari mulut ke mulut.
Baca Juga: Presiden Prabowo Tetap Komit, PPN Tidak Akan Naik
“Orang kalau dicicipin, saya kasih tester, pisang gosong, pisang gosong,” kenangnya.
Nanik akhirnya memantapkan hatinya untuk menjalankan bisnis ini secara serius, singkat cerita ia berhasil membuka sejumlah gerai di Jakarta. Pisang Madu Bu Nanik sukses besar.
Pisang Madu Nanik hadir sebagai magnet baru di tengah berbagai varian bisnis kuliner dan mampu membetot perhatian publik, meski kekinian banyak orang menjiplak model bisnis pisang madu ini, namun bikin Nanik tetap mendapat tempat utama di hati para penikmatnya.
“Saya ulet, itu kuncinya,” ucapnya.