Growthmates, penyakit jantung masih menjadi pembunuh nomor satu di dunia, tidak hanya menyerang orang tua, tetapi juga semakin sering muncul pada usia produktif.
Meski kemajuan medis terus berkembang, angka penderitanya tetap tinggi. Faktor genetik memang berperan, namun gaya hidup sehari-hari jauh lebih menentukan.
Merokok, obesitas, diabetes, kurang gerak, dan terutama pola makan yang buruk menjadi pemicu utama yang kerap diabaikan.
Banyak orang sudah tahu bahwa junk food dan gula berlebih berbahaya bagi jantung. Namun, ancaman sebenarnya tidak selalu datang dari burger berminyak atau minuman bersoda.
Kadang, justru berasal dari makanan yang terlihat 'sehat' atau setidaknya dipasarkan seolah demikian.
Menurut ahli jantung intervensi asal AS, Dr. Sanjay Bhojraj, banyak orang dengan niat baik tanpa sadar memberi tekanan lebih besar pada jantung mereka melalui pilihan makanan sehari-hari.
Dan, dikutip dari Times of India, Selasa (4/11/2025), berikut sederet makanan sehari-hari yang diam-diam bisa merusak jantung.
1. Minyak Biji-bijan
Dalam banyak dapur modern, minyak jagung, kedelai, bunga matahari, atau kanola sering jadi pilihan karena dianggap lebih ringan. Padahal, kandungan asam lemak omega-6 di dalamnya sangat tinggi.
Jika dikonsumsi berlebihan, zat ini bisa memicu peradangan dan stres oksidatif pada arteri, dua kondisi yang perlahan melemahkan dinding pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyumbatan.
Ironisnya, meski kadar kolesterol bisa tampak menurun, kerusakan pembuluh darah tetap berlangsung diam-diam di baliknya.
2. Produk Bebas Gula
Contoh lain datang dari produk bebas gula yang kini banyak beredar di pasaran. Banyak orang memilihnya dengan harapan menjaga kesehatan, terutama jantung.
Namun, pemanis buatan yang digunakan sebagai pengganti gula alami ternyata tidak sepenuhnya aman.
Penelitian menunjukkan bahwa pemanis buatan dapat mengganggu fungsi insulin, merusak keseimbangan bakteri usus, dan memicu peradangan kronis.
“Akibatnya, risiko stroke dan penyakit jantung justru meningkat,” ujar Dr. Bhojraj.
Produk ini juga umumnya rendah serat dan nutrisi, sehingga membuat seseorang cepat lapar dan cenderung makan lebih banyak.
Baca Juga: Gak Sempat Olahraga? 6 Latihan Sederhana di Kantor Ini Terbukti Menyehatkan Jantung dan Gula Darah
3. Yoghurt
Hal serupa berlaku untuk yogurt rasa yang sering dianggap camilan sehat. Di balik kemasan menariknya, banyak mengandung gula tambahan dan perasa buatan dalam jumlah tinggi.
Alih-alih menyehatkan, asupan gula berlebih dari produk semacam ini justru dapat meningkatkan tekanan darah, kadar trigliserida, dan berat badan, semua faktor risiko utama penyakit jantung.
Kandungan proteinnya yang rendah juga membuatnya tidak benar-benar mengenyangkan, sehingga memicu konsumsi berlebih tanpa disadari.
4. Protein Bar
Kemudian ada protein bar, yang kerap diasosiasikan dengan gaya hidup aktif dan sehat. Nyatanya, banyak produk di kategori ini mengandung gula tersembunyi, bahan olahan, serta minyak biji dalam jumlah besar.
Kombinasi tersebut dapat memicu lonjakan gula darah dan peradangan yang membahayakan kesehatan jantung.
Label 'tinggi protein' sering kali menutupi kenyataan bahwa produk tersebut lebih mirip permen mahal daripada sumber nutrisi murni.
5. Keripik Sayuran
Tak ketinggalan, keripik sayuran yang banyak dipromosikan sebagai alternatif sehat dari keripik kentang. Dalam praktiknya, cara pengolahan justru membuatnya sama berisiko.
Digoreng dengan minyak biji yang kaya lemak omega-6, keripik sayuran menghasilkan senyawa berbahaya yang dapat merusak pembuluh darah.
Ditambah lagi kadar garamnya yang tinggi, camilan ini berpotensi meningkatkan tekanan darah dan menambah beban kerja jantung.
Menurut Dr. Bhojraj, melindungi jantung bukan soal mengikuti tren makanan sehat, tetapi kembali pada pola makan alami dan sederhana.
“Sayuran segar, buah-buahan, protein tanpa lemak, serta lemak sehat dari sumber murni jauh lebih memberi perlindungan dibanding produk olahan apa pun,” jelasnya.
Ia juga menyarankan untuk mengganti minyak biji dengan minyak zaitun, membatasi pemanis buatan, dan mulai membaca label nutrisi sebelum membeli produk.
Baca Juga: Tanda Penyakit Jantung Koroner yang Sering Dianggap GERD, Waspada Ya!