Siapa sangka, sosok Ciputra yang dikenal ramah sempat menjadi momok menakutkan bagi anak-anaknya. Kabar itu pertama kali didengar Pak Ci, sapaan akrab Ciputra, ketika berkunjung ke Amerika. Kunjungan yang awalnya diniatkan untuk liburan keluarga berubah menjadi berita yang menyesakkan.
Dalam biografinya, Pak Ci bercerita mengunjungi anak-anaknya yang sedang berkuliah di Amerika Serikat (AS) di tahun 1987. Kedatangannya bersama sang istri disambut pengakuan anak keduanya, Junita Ciputra, mengenai tekanan yang ia dan adik-adiknya-Cakra dan Candra-rasakan selama ini. Mereka bahkan telah meminta pertolongan psikolog.
Baca Juga: Kisah Ciputra: Ubah Cengkareng yang Terpencil Jadi Kawasan Properti Idaman
"Psikolog bernama Mrs. Frances itu menjelaskan sesuatu yang tak kami duga, ’Dalam hal apa pun, anak-anak Bapak selalu tegang dan takut membuat kesalahan. Mereka bercerita bahwa cara didik Anda terlalu keras pada mereka’," ujarnya, dikutip Minggu (20/7/2025).
Meski kaget dan kecewa, Pak Ci membulatkan tekad untuk belajar. Sosok yang terbiasa melakukan pekerjaan secara sempurna dan berpinsip pada reward and punishment tersebut merendahkan egonya dan mengakui kesalahannya sebagai orang tua.
"Akhirnya saya tahu penderitaan batin anak-anak saya. Saya kemudian berjuang keras untuk mengubah diri. Saya memacu diri saya untuk mampu berkomunikasi lebih hangat dan terbuka dengan anak-anak, dan juga karyawan saya," ungkapnya.
Ilmu baru yang didapatnya lalu dibawa pulang ke Tanah Air. Tidak hanya untuk anak-anaknya, Pak Ci bertekad menyebarkan ilmu itu kepada karyawannya. Dia sadar, banyak anak yang menderita tekanan batin tanpa orang tua mereka sadari. Setelah mengirim seorang psikolog dari Indonesia untuk belajar langsung ke Amerika kepada Thomas Gordon, Pak Ci menggelar pelatihan di Jaya Group.
"Saya berharap segenap karyawan perusahaan kami memiliki suasana yang sehat dengan anak-anak mereka. Bagi saya, bukan saja hubungan saya dengan anak-anak yang semakin baik, gaya memimpin di perusahaan pun saya perbarui. Setelah mengikuti pelatihan Thomas Gordon, saya menjalankan konsep demokarasi dan dialog," kenang Ciputra.
Bagi Ciputra, kekuatan untuk berubah lebih baik demi keluarganya adalah cinta. Dia pun mengagumi usaha anak-anaknya dalam menjalankan peran mereka dalam bisnis keluarga.