Bank Mandiri memanfaatkan teknologi digital dan kemitraan strategis untuk memberdayakan nasabah, baik individu maupun industri, dalam perjalanan keberlanjutan mereka. Dalam Green Initiative Conference 2024 yang diinisiasi oleh Kumparan, Alexandra Askandar, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, menekankan peran unik Bank Mandiri dalam mendorong transformasi berkelanjutan melalui inovasi digital.

Melalui inovasi digital, misalnya, melalui Livin’ SuperApp, Bank Mandiri akan memperkenalkan segmen khusus untuk memfasilitasi nasabah guna menjalani gaya hidup yang lebih sustainable. Inisiatif ini tidak hanya meningkatkan kesadaran lingkungan, tetapi juga mendorong pergeseran menuju perilaku konsumen yang lebih bertanggung jawab dengan memberikan wawasan personal mengenai kontribusi mereka terhadap isu sustainability.

Baca Juga: Bank DKI Raih Jakarta Innovation Awards 2024

"Fokus kami melampaui layanan perbankan konvensional. Kami berkomitmen menyediakan solusi inovatif yang memberdayakan masyarakat untuk menjadi bagian dari transisi hijau. Melalui berbagai saluran komunikasi untuk meningkatkan literasi dan pemahaman nasabah terkait keuangan hijau, kami berupaya menjembatani kesadaran dan minat nasabah dengan aksi nyata berupa berbagai akses ke produk keuangan hijau yang telah kami sediakan," ucap Alexandra Askandar, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, dikutip Jumat (4/10/2024).

Bank Mandiri juga terus berupaya menyediakan akses yang lebih mudah ke produk-produk keuangan hijau melalui Livin’ SuperApp seperti Green Mutual Funds, KPR Hijau, serta pembiayaan kendaraan listrik. Langkah ini memberikan konsumen opsi-opsi instrumen keuangan berkelanjutan dalam keputusan keuangan sebagai bentuk partisipasi dalam mendukung transisi ke ekonomi hijau.

Selain itu, Bank Mandiri telah menerapkan berbagai pendekatan canggih seperti metodologi Partnership for Carbon Accounting Financials (PCAF) untuk mengukur emisi Scope 3 dari portofolio pembiayaannya yang telah mencakup 44% dari total pinjaman. Selain itu, piloting Climate Risk Stress Test (CRST) yang telah dilakukan Bank Mandiri memungkinkan untuk menilai risiko fisik dan transisi dalam portofolio mereka sehingga memperkuat ketahanan iklim perusahaan.

Alexandra menambahkan, "Menghadapi risiko iklim bukan hanya soal kepatuhan—ini adalah upaya untuk memastikan keberlanjutan bisnis dan ekonomi yang lebih luas. Dengan mengintegrasikan metodologi ini, kami dapat mengambil keputusan yang mendukung baik nasabah maupun lingkungan."

Pendekatan visioner Bank Mandiri juga ditunjukkan melalui pembentukan Global Climate Tech Fund (GCTF) yang diluncurkan bekerja sama dengan perusahaan Australia, Investible, melalui Mandiri Capital Indonesia (MCI). Hingga 30% dari dana ini dialokasikan untuk mendukung ekosistem climate tech di Indonesia.

Di luar inovasi digital dan climate tech, Bank Mandiri juga menangani tantangan struktural transisi hijau Indonesia, terutama dengan kondisi saat ini di Indonesia yang masih bergantung pada bahan bakar fosil dan tingginya biaya investasi untuk proyek hijau. Bank Mandiri terus menyediakan insentif pembiayaan hijau dan secara aktif mengembangkan kerangka kerja kebijakan yang mendukung implementasi pajak karbon.