Pendiri Malaka Project, Ferry Irwandi, turut menyoroti pembentukan perusahaan milik negara yang berfokus untuk investasi dan pengelolaan aset, yakni Danantara.

Diketahui, Danantara ini didukung oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), seperti  Pertamina, PLN, BRI, BNI, Mandiri, Telkom, dan MIND ID.

Untuk itu, ia pun membeberkan Danantara ini jjika tidak dikelolas secara hati-hati dalam akun X pribadinya, seperti dilihat Selasa (18/2/2025).

Baca Juga: Keponakan Luhut Resmi Jadi Bos Danantara?

Baca Juga: Menilik Rencana Pembentukan Danantara, Super Holding BUMN Terobosan Presiden Prabowo Subianto

"Banyak yang minta jelasin soal Danatara ini, oke tak jelasin dgn simpel, simak dgn santai, ya," cuitnya memulai pembahasan.

"Dulu BUMN kalau dapat dividen, sebagian dividennya dikasih ke APBN terus duitnya dipake buat belanja. Nah sekarang Danantara, duitnya gak dipake langsung untuk belanja, tapi investasi," ujarnya.

Lanjutnya, ia turut memberikan gambaran, seperti total dividen BUMN yang sebesar Rp300 triliun pada 2025, dan Rp200 triliun diantaranya akan dialokasikan ke Danantara. 

"Sama Danantara dikelola duit 200 T ini buat dijadiin 1000 T dalam rentan waktu tertentu melalui investasi. Kalau profit, duitnya bs balik ke APBN atau diputer lagi," cuitnya lagi.

Adapun diketahui juga, investasi tersebut bisa berbentuk saham, obligasi, properti, infrastruktur, hingga bisnis strategis lainnya.

"Sekilas iya, tapi ada hal fundamental yang berbeda sekali dan bisa sangat berpengaruh dan menentukan soal dana yang dikelola, Temasek gak ngambil dari dividen BUMN, atau PMN atau efisiensi APBN, tapi aset yang udah dikeola sejak awal, sama portofolio global dan dividen," urainya.

"Yg punya mof SG, tapi 100% independen, gak ada pejabat dalam struktur yang ngambil keputusan," tambah dia.

Sebagai contoh, sambung dia, di Temasek hanya ada sejenis dewan penasehat aja, tetapi hanya mengarahkan, tidak membuat keputusan untuk investasi.

"Dari awal emang fokusnya ROI bukan agenda politik. Dan akhirnya ini yang jadi salah satu daya jualnya. Udah paham kan, perbedaan krusialnya?" katanya.

Sambung dia, Danantara sumbernya bukan cuma dividen BUMN, tetapi ada PMN, ada hasil efisiensi APBN, hingga aset BUMN. 

"Secara teori, kalau berjalan pancar, ya bakal jadi game changer buat ekonomi kita dan bakal menggulung juga, semakin dia berhasil, semakin menarik buat investasi global masuk dan ketergantungan  pajak bisa dikurangi," katanya lagi.

Namun, menurutnya jika terjadi hal sebaliknya, makan konsekuensinya akan besar sekali. "Itu kalau berhasil, kalau gagal? Konsekuensinya besar sekali. Kalau gagal, bisa jadi bencana ekonomi," ujarnya.

Lebih lanjut, ia menekankan indepedensi harus dijaga, dipisahkan total dari agenda politik dan pastikan performa BUMN ditingkatkan.

Menurutnya, selain perfoma, pemerintah juga wajib jaga sentimen masyarakat. "Sentimen pertama bakal bisa dibaca dari sini, ingat sentimen ini mempengaruhi trust pasar lho. Kalau kickoffnya negatif, ya langkah seterusnya berat, terlebih ini proyek jangka panjang," ujarnya.

"Tentu di situasi ini, kita berharap, proyek ini berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan tapi pemerintah juga harus paham, skeptisme yg muncul bukan tanpa alasan, berkaca dalam beberapa mega proyek sebelumnya," ujarnya.

Tambah dia, "Ketika berjalan ya mesti transparan banget, kita tahu tuh duit ditarohnya dimana, proyeksinya gimana, progressnya kayak apa, ini kalau enggak dilakuin ya lucu sih wkwk," tukasnya.