PT Erajaya Swasembada Tbk, salah satu pemain utama di industri ritel ponsel di Indonesia, kini secara agresif memperluas bisnisnya ke sektor gaya hidup pintar atau smart-lifestyle. Langkah strategis ini bukan semata-mata karena pasar smartphone mengalami kejenuhan, melainkan karena adanya transformasi fundamental pada fungsi ponsel dari sekadar alat komunikasi menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup masyarakat modern.
Vice President Director PT Erajaya Swasembada Tbk, Hasan Aula, menegaskan bahwa ekspansi Erajaya ke sektor gaya hidup berbasis teknologi adalah bagian dari visi jangka panjang perusahaan untuk menjadi pemain terbesar di industri smart-lifestyle di Indonesia.
“Ponsel kini bukan lagi hanya alat komunikasi, tapi sudah menjadi way of life. Semua orang butuh, semua aktivitas bisa dilakukan lewat ponsel. Maka dari itu, transformasi ke smart-lifestyle adalah langkah logis,” ujar Hasan dalam acara Fortune Indonesia beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Mengenal Sosok Hasan Aula, Petinggi Erajaya Group yang Lekat dengan Inovasi
Transformasi ini tak lepas dari kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan internet of things (IoT), yang menurut Hasan telah mendorong integrasi berbagai perangkat menjadi satu ekosistem yang saling terkoneksi. Erajaya melihat peluang besar dalam konektivitas ini, dan mulai serius masuk ke sektor wearable devices, sport technology, hingga ritel lifestyle premium.
“Kita sudah banyak bermain di perangkat seperti Garmin dan G-Shock dengan fitur-fitur terintegrasi. Bahkan, kita sudah masuk ke segmen sport lifestyle melalui JD Sports dan berbagai gerai, seperti Paris Baguette, EraBlue, dan Grand Lucky,” lanjutnya.
EraBlue sendiri merupakan salah satu unit bisnis baru Erajaya yang fokus pada ritel elektronik dan kini telah memiliki 87 toko hanya dalam dua tahun. Keberhasilan ini menunjukkan agresivitas dan kemampuan adaptif Erajaya dalam membangun portofolio di luar sektor smartphone.
Meski fokus bisnis meluas, Erajaya tetap mempertahankan kekuatan utamanya di lini smartphone. Pada tahun 2023 saja, perusahaan membuka sekitar 400 toko ponsel baru, menunjukkan komitmen mereka terhadap lini bisnis yang telah menjadi fondasi kuat perusahaan sejak awal.
Baca Juga: Erajaya Digital Resmikan Gerai ke-80 erafone & more di Bandung
“Setiap tahun kita tetap membangun 100–200 toko ponsel baru. Artinya, smartphone tetap core kami. Tapi lifestyle akan tumbuh di atas fondasi kuat tersebut,” ungkap Hasan.
Kesuksesan Erajaya tidak hanya terletak pada ekspansi fisik atau diversifikasi produk. Perusahaan juga menerapkan strategi yang sangat terstruktur dalam membangun customer experience, pengembangan SDM, dan transformasi digital.
Hasan mengungkapkan bahwa Erajaya telah membangun sistem Customer Relationship Management (CRM) yang kini memiliki lebih dari 12 juta pelanggan aktif. Selain itu, perusahaan juga mengembangkan corporate university internal guna meningkatkan kapabilitas dan kompetensi karyawan.
Baca Juga: Erajaya Active Lifestyle Resmikan Gerai Shokz Pertama di Indonesia
“Customer experience dan kepuasan pelanggan adalah prioritas utama. Karena itu, kami juga fokus pada pelatihan SDM yang bisa menjelaskan dan mendemokan produk kepada pelanggan secara optimal,” jelas Hasan.
Melalui inisiatif seperti sesi pelatihan penggunaan Apple Pencil di gerai iBox atau demo fitur wearable terbaru di Urban Republic, Erajaya ingin memastikan bahwa setiap pelanggan mendapatkan pengalaman edukatif yang bernilai.
Sebagai perusahaan ritel modern, Erajaya juga mengimplementasikan strategi Online-to-Offline (O2O) yang dikembangkan tidak hanya untuk memperluas jangkauan, tetapi juga meningkatkan fleksibilitas dan kenyamanan konsumen dalam berbelanja.
Baca Juga: XPENG Resmi Masuki Pasar Indonesia Lewat Kerja Sama dengan Erajaya Active Lifestyle
“Kita belajar dari praktik terbaik di luar negeri. Konsumen bisa beli online, ambil di toko, atau sebaliknya. Bahkan, kita punya sistem pengantaran cepat bekerja sama dengan mitra last-mile delivery,” tambah Hasan.
Tak hanya itu, Erajaya juga memanfaatkan conversational commerce, yakni konversi interaksi pelanggan melalui telepon menjadi transaksi aktif, dengan memanfaatkan sistem CRM dan platform e-commerce yang telah terintegrasi.
Di tengah era digital yang terus berubah, Erajaya memilih untuk tidak berjalan sendiri. Perusahaan menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, termasuk marketplace besar di Indonesia, demi menciptakan ekosistem bisnis yang kuat, adaptif, dan berorientasi pada masa depan.
Baca Juga: Laba Bersih Erajaya Group Tumbuh 14,2% Jadi Rp523,6 Miliar pada Paruh Pertama 2024
Hasan optimis bahwa dengan kekuatan jaringan, kemampuan berinovasi, dan komitmen terhadap pelanggan serta SDM, Erajaya tidak hanya akan bertahan di era transformasi digital, tetapi menjadi pionir di industri gaya hidup pintar di Indonesia.
“Kami percaya, transformasi tidak hanya soal retail, tapi beyond retail. Erajaya kini bukan hanya menjual produk, tapi menghadirkan pengalaman dan solusi gaya hidup yang terintegrasi," tutupnya.