Pengamat Politik Rocky Gerung ikut memberikan respons atas aksi Presiden Prabowo Subianto yang kembali melakukan reshuffle kabinet pada Rabu 17 September 2025, kemarin.

Dalam kanal Youtubenya, Rocky menilai aksi Kepala Negara tersebut jauh dari ekspektasi publik. Menurutnya, apa yang dilakukan Prabowo hanya sekadar pergantian oknum menteri tanpa menghadirkan perubahan kualitas.

Baca Juga: Kocok Ulang Kabinet, Upaya Prabowo Redam Gejolak Politik?

Baca Juga: Menghitung Sisa Menteri Warisan Jokowi di Kabinet Merah Putih Pasca Reshuffle

"Yang dituntut publik kan bukan sekadar pergantian, tapi kualitas dari kabinet itu berubah," tegasnya, seperti dilansir, Kamis (14/9/2025).

Lebih lanjut, dirinya menilai bahwa reshuffle Kabinet Merah Putih sama seperti main kartu, meski sudah dikocok, namun joker yang keluar sudah ditentukan.

"Itu yang menyebabkan publik menganggap bahwa reshuffle hari ini justru reshuffle yang buruk, karena tokoh-tokoh yang dibayangkan untuk diganti tidak diganti, sementara pengganti yang diharapkan pun tak muncul," ujarnya.

Tak tanggung-tanggung, dirinya pun menyoroti keputusan Prabowo menggeser Erick Thohir dari Menteri BUMN ke kursi Menteri Pemuda dan Olahraga.

Baginya, aksi tersebut seperti membuka spekulasi politik baru. Yakni, sebagian pihak menilai Prabowo tengah menjauh dari mantan presiden Joko Widodo (Jokowi), namun sebagian menilai ada anggapan mustahil karena terdapat pos strategis yang masih diisi orang dekat dengan Jokowi.

Seperti, penunjukan M. Qodari sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP). "Dia yang mengatur jadwal, dia yang mengoordinir segala macam," katanya lagi.

Menurutnya, posisi tersebut justru menandakan Kepala Negara tidak peka terhadap tuntutan reformasi dari anak-anak muda kemarin.

"Jelas Qodari dalam kedudukannya sekarang dianggap bahwa Presiden Prabowo menyetujui sifat manipulatif dari apa yang dilakukan Qodari, termasuk ide tiga periode. Kalau begitu, publik bisa saja beranggapan bahwa Prabowo juga bersiap-siap untuk tiga periode," tegasnya.