Miliarder dunia, Bill Gates, melakukan pertemuan dengan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, pada Rabu pagi, 7 Mei 2025, di Istana Merdeka. Menurut Prabowo, kedatangan pendiri yayasan filantropi Gates Foundation tersebut bertujuan memberikan apresiasi untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG). Selain itu, menurut Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana, pertemuan keduanya juga membahas berbagai isu, termasuk isu kesehatan global, nutrisi, inklusi keuangan, serta infrastruktur digital publik.

Sebelum bertandang ke Indonesia, Bill Gates yang dikenal sebagai sosok filantropis ini lebih dulu mengunjungi Singapura. Dalam kunjungan tersebut, disampaikan rencana pembukaan kantor The Gates Foundation di Singapura dengan dukungan Economic Development Board (EDB). Hal itu mencerminkan komitmen yayasan yang lebih luas untuk bekerja sama dengan negara-negara dan mitra guna membantu lebih banyak orang menjalani kehidupan yang sehat dan produktif serta mempercepat kemajuan menuju pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.

Baca Juga: Pertemuan Bill Gates dan Prabowo Subianto: Bicara TBC, Dana Hibah, hingga Rencana Pemberian Gelar Kehormatan

Pembukaan Kantor The Gates Foundation di Singapura

Mengutip Channel News Asia (CNA), Bill Gates mengumumkan pembukaan kantor yayasan nonprofitnya di Singapura saat berbicara di Philanthropy Asia Summit 2025, Singapura, pada Senin, 5 Mei 2025. Di Negari Singa ini, Gates juga meninjau langsung beberapa inisiatif pembangunan yang berkelanjutan.

"Kantor ini didirikan untuk mengakses ilmu pengetahuan dalam bermitra dengan komunitas filantropi dan penelitian yang sedang dilakukan di negara ini," ujar pendiri Microsoft tersebut.

Menurutnya, kehadiran kantor The Gates Foundation di Singapura akan memperkuat kemitraan kesehatan dan pembangunan global di seluruh kawasan Asia Tenggara serta meningkatkan kolaborasi lintas batas. Selain itu, keputusan ini diyakini dapat memperkuat peran penting Singapura dalam inovasi dan filantropi di Asia Tenggara.

"Pendekatan ini selaras dengan strategi global kami yang lebih luas dan mencerminkan komitmen jangka panjang kami untuk bermitra dengan pemerintah, lembaga filantropi, dan mitra teknis di seluruh Asia untuk mendorong kemajuan menuju tujuan kesehatan dan pembangunan global," tegasnya.

Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong, yang bertemu langsung dengan Gates menyambut baik kehadiran kantor The Gates Foundation. Dia berharap dapat bekerja sama erat dengan yayaasan tersebut untuk memajukan inovasi dan meningkatkan kualitas hidup di Asia dan dunia. Wong mengaku telah berdiskusi dengan Gates soal tantangan yang akan datang, mulai dari energi bersih hingga pengembangan vaksin.

"Saya melakukan percakapan yang luas dengan Bill Gates mengenai tantangan ke depan, dari energi bersih hingga pengembangan vaksin," kata Lawrence Wong dalam unggahan di Facebook.

Pertemuan dengan Prabowo

Dalam kunjungannya ke Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu (7/5) pagi tadi, Presiden Prabowo menyambut langsung kehadiran Bill Gates. Mereka juga sempat melakukan foto bersama sebelum melakukan diskusi secara tertutup. Sejumlah pengusaha ternama Tanah Air serta beberapa menteri Kabinet Indonesia Maju terlihat menemani Prabowo dalam diskusi tersebut.

Prabowo mengabarkan, Bill Gates telah memberikan dana hibah sebesar US$159 juta atau sekitar Rp2,6 triliun ke Indonesia sejak tahun 2009. Sementara itu, Gates Foundation telah memberikan bantuan sebesar US$9 miliar setiap tahun ke berbagai negara di dunia.

Lebih rinci Prabowo menjabarkan, jumlah US$159 juta yang dihibahkan Gates ke Indonesia terdiri dari US$119 juta (Rp1,9 triliun) untuk bidang kesehatan; pertanian US$5 juta (Rp826 miliar); teknologi US$5 juta (Rp826 miliar); serta bantuan sosial lainnya di lintas sektoral dengan total lebih dari US$28 juta (Rp462 miliar). Sebagai rasa terima kasih, Presiden Indonesia ke-8 ini berencana memberikan tanda kehormatan kepada Bill Gates atas dedikasinya dalam bidang kemanusiaan pada bulan September mendatang di New York, bertepatan dengan Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa.

"Saya memutuskan untuk mengajukan kepada dewan tanda kehormatan nasional untuk memberikan penghargaan kepada Tuan Bill Gates atas kontribusinya bagi rakyat Indonesia dan umat manusia di dunia, sebagai bentuk komitmen dan dedikasinya terhadap perjuangan kemanusiaan. Kami sepakat bahwa saya akan mencoba melakukannya pada bulan September di New York, selama musim Sidang Umum PBB," ujarnya, pada Rabu (7/5/2025).

Aksi Gates Foundation di Indonesia

Prabowo menambahkan bahwa Bill Gates saat ini tengah mengembangkan vaksin TBC (tuberkulosis). Rencananya, vaksin ini akan diuji coba di Indonesia, mengingat TBC masih menjadi penyakit mematikan di Tanah Air. Berdasarkan data Global TB Report 2024, Indonesia berada di posisi kedua sebagai negara dengan kasus TBC terbesar di dunia setelah India.

"Jadi hal-hal semacam ini, belum lagi vaksin lain, teknologi mRNA dan teknologi-teknologi pembuatan vaksin yang luar biasa. Terutama beliau sedang kembangkan vaksin TBC untuk dunia, tapi Indonesia akan menjadi salah satu tempat yang akan diuji coba. Kita mengetahui bahwa TBC memakan korban cukup besar," ujarnya.

Baca Juga: Vaksin TBC Buatan Bill Gates Akan Diuji Coba Prabowo di Indonesia

Di Indonesia, Gates Foundation telah menjalin kerja sama dengan Tahir Foundation, yayasan yang didirikan oleh pemilik Mayapada Group-Dato Sri Tahir, selama lebih dari satu dekade sejak tahun 2013. Masing-masing pihak tercatat telah mengeluarkan anggaran lebih dari US$100 juta untuk mengatasi persoalan polio, tuberkulosis (TBC), HIV, malaria, serta family planning (keluarga berencana) di Indonesia.

Pada kedatangan Gates kali ini, Dato Sri Tahir menunjukkan kedekatannya dengan mantan suami Melisa French ini. Tahir masuk dalam jajaran pengusaha Indonesia yang ikut bertemu dengan pria bernama asli William Henry Gates III ini di Istana Merdeka bersama Chairul Tanjung (CT Corp), Garibaldi Thohir (PT Alamtri Resources Tbk/ADRO), Hashim Djojohadikusumo (Arsari Group), Prajogo Pangestu (Barito Group), Tomy Winata (Artha Graha Group), James Riady (Lippo Group), Anthoni Salim (Salim Group), Andi Syamsuddin Arsyah alias Haji Isam (Jhonlin Group), serta tokoh nasional lainnya.

Sebagaimana diketahui, Dato Sri Tahir merupakan satu-satunya pengusaha Indonesia yang menandatangani The Giving Pledge. Organisasi filantropi tersebut dibuat oleh Bill Gates dan Warren Buffett untuk orang-orang kaya di dunia yang berkomitmen membagikan sebagian besar kekayaan mereka untuk beramal.

Dalam sebuah kesempatan, Tahir mengaku bahwa keputusannya menggandeng yayasan filantropi milik Bill Gates adalah untuk memperluas kebermanfaatan bagi lebih banyak orang yang membutuhkan.

"Keberanian saya untuk bermitra dengan Bill Gates Foundation merupakan proses alami dalam memberi. Keputusan saya didasari oleh keseriusan permasalahan yang dihadapi oleh anak-anak dari keluarga miskin di Indonesia. Sumbangan yang saya berikan sebanding dengan perkembangan pendapatan usaha saya. Oleh karena itu, hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan," tegasnya.

The Gates Foundation, dinilai Tahir, memiliki konsep dana pendamping yang unik karena tidak hanya memberikan bantuan, tetapi juga melakukan promosi. "Yayasan Bill Gates hanya membantu suatu negara jika ada seseorang di negara tersebut, biasanya seorang pengusaha, yang telah menawarkan dukungannya melalui yayasannya. Jadi, misalkan saya tertarik untuk menyumbangkan sejumlah uang, Yayasan Bill Gates akan menyamakan jumlah tersebut dengan jumlah yang sama sehingga menjadi dua kali lipat. Tentu saja ada jumlah minimum yang diperlukan untuk program ini," beber Tahir. 

"Saya bertekad untuk menyumbangkan 900 miliar rupiah melalui The Global Fund yang dikelola oleh yayasan milik Bill Gates yang jumlahnya sama dengan donasi saya," pungkasnya.