Jam kerja acap kali dianggap sebagai indikator utama produktivitas para pekerja di setiap negara. Tidak hanya mencerminkan seberapa lama seseorang bekerja, faktor ini  juga dapat memberikan gambaran tentang efisiensi sistem kerja, budaya kerja, dan tingkat kesejahteraan tenaga kerja.

Ada beberapa negara di dunia menerapkan jam kerja yang panjang, bahkan lebih dari 24 jam dengan karyawan yang gila kerja. Namun, ada pula negara yang lebih suka memprioritaskan keseimbangan kehidupan kerja dan kebahagiaan orang-orang di atas hal lainnya.

Menukil dari laman Indian Express, sebuah laporan Workmonitor Randstad menyoroti bahwa 93,7% karyawan meyakini bahwa keseimbangan kehidupan dan pekerjaan sangat penting, dengan mayoritas menyatakan mereka tidak akan menerima suatu peran jika hal itu berdampak negatif pada keseimbangan kehidupan dan pekerjaan mereka.

Hal ini dengan jelas menekankan bahwa pekerjaan saat ini lebih dari sekadar memenuhi kebutuhan material pekerja; tetapi juga melibatkan pemberian kesempatan bagi individu untuk menjalani kehidupan pribadi yang memuaskan dan mencapai keseimbangan kerja-kehidupan yang sehat.

Berikut 5 negara dengan jam kerja terpendek di dunia, seperti dikutip pada Selasa (19/11/2024).

Baca Juga: Memahami Gen Z: Preferensi dalam Dunia Kerja, Seberapa Setia Mereka pada Pekerjaan?

1. Vanuatu

Merujuk pada data International Labor Organization, Vanuatu menjadi salah satu negara yang menerapkan jam kerja pendek dengan rata-rata 24,7 jam per minggu per orang yang bekerja. 

Vanuatu merupakan negara di Oseania dengan populasi 3,27 lakh (2022), menurut data Bank Dunia. Empat bidang ekonomi utamanya adalah: pertanian, pariwisata, jasa keuangan lepas pantai, dan peternakan, menurut Wikipedia.

2. Kiribati

Selanjutnya, ada Kiribati sebuah negara kepulauan yang terletak di Samudra Pasifik bagian tengah, juga menerapkan jam kerja terpendek. Di mana, masyarakat pekerja di sana memiliki rata-rata jam kerja sekira 27,3 jam setiap minggunya. 

Penduduk Kiribati bermata pencaharian sebagai nelayan dan petani kopra. Kiribati juga mengekspor rumput laut kering, ikan akuarium, dan teripang. Sebab itu, mayoritas penduduk Kiribati bekerja di sektor perikanan dan perdagangan kecil yang memiliki pola kerja yang fleksibel.

3. Suriah

Menurut World Population Review, rata-rata jam kerja per minggu di Suriah yakni sekira 25,3 jam. Namun, perlu diingat ketegangan geopolitik di wilayah tersebut yang menyebabkan rendahnya produktivitas dan jam kerja per minggu di Suriah. 

Perang saudara Suriah telah berlangsung lama di negara itu yang telah memengaruhi perekonomiannya secara keseluruhan.

Baca Juga: 7 Negara Maju yang Mengadopsi Budaya 4 Hari Kerja dalam Seminggu

4. Belanda

Belanda juga dinobatkan sebagai salah satu negara yang menerapkan jam kerja pendek. Rata-rata jam kerja di Belanda adalah 26,7 jam, menurut laporan World Population Review. 

Meskipun Belanda tidak memiliki aturan resmi, budayanya membuat orang-orang di negara ini lebih suka bekerja hanya empat hari seminggu. 

Menurut laporan, jam kerja standar di Belanda adalah pukul 9 pagi hingga 5 atau 6 sore dari Senin hingga Jumat. Pengusaha tidak dapat meminta orang bekerja lebih dari 12 jam sehari atau 60 jam per minggu di sana, menurut undang-undang.

5. Norwegia

Rata-rata minggu kerja di Norwegia adalah sekira 27,1 jam.  Bahkan, Norwegia kini sedang menguji coba minggu kerja 4 hari bersama negara-negara Eropa lainnya sebagai bagian dari uji coba 4 hari kerja minggu dari 4 Day Week Global.

Memastikan karyawan memiliki waktu yang cukup untuk mengejar minat pribadi dan menikmati kehidupan di luar pekerjaan menjadi fokus utama di Norwegia. Sebab, karyawan yang bahagia dinilai akan menjadi lebih produktif dan kreatif.