Growthmates, tidak ada pengusaha yang merencanakan hal-hal yang salah. Namun, seiring berjalannya siklus bisnis dan lingkungan yang terus berkembang, hal-hal tidak selalu berjalan dengan baik—dan terkadang, semuanya menjadi sangat buruk.
Ketika hal itu terjadi, perusahaan dan para konstituennya dapat hancur berantakan. Momen-momen ini dapat mendorong sebagian orang untuk menyerah dan memulai dari awal. Yang lain menyalahkan, berbohong, dan bahkan menipu untuk menghindari konsekuensi.
Dikutip dari Forbes, Senin (23/12/2024), berikut adalah beberapa pelajaran utama yang bisa diperoleh dari kemunduran bisnis yang nyata dan upaya yang diperlukan untuk mengembalikan semuanya ke jalur yang benar.
1. Terapkan Nilai Inti Bisnismu
Sekitar 25-45% bisnis tidak dapat beroperasi lagi setelah krisis keuangan besar, yang berarti mereka terpaksa tutup karena tekanan ekonomi. Maka, bersikap hati-hati dalam mengambil tindakan merupakan bagian penting dalam bergerak menuju pemulihan.
Saat menghadapi krisis, komunikasikan nilai-nilai inti perusahaanmu secara internal; jangan berasumsi bahwa karyawanmu mengetahuinya. Setelah timmu selaras, temukan cara praktis untuk menerapkannya dalam proses sehari-hari.
Kemauan untuk mewujudkannya dengan kata-kata memberi sinyal kepada karyawan dan pemangku kepentingan bahwa kamu serius dan bersedia memperjuangkan apa yang benar.
2. Berikan "Kebenaran" yang Konsisten untuk Mengimbangi "Kesalahan" di Masa Lalu
Kamu dapat kehilangan kepercayaan dalam sekejap, tetapi kamu tidak dapat mendapatkannya kembali secepat itu. Diperlukan investasi yang berkelanjutan dan konsisten dalam hal-hal yang "benar" untuk mengimbangi satu kesalahan di masa lalu.
Dalam survei Tren Modal Manusia Global 2024, 86% pemimpin mengatakan bahwa semakin transparan organisasi, semakin besar kepercayaan tenaga kerja. Transparansi dan dialog terbuka dengan tim dan pelanggan Anda dapat sangat membantu dalam membangun kembali kepercayaan.
Untuk membangun kembali kepercayaan, fokuslah pada komunikasi yang konsisten dan transparan, serta lakukan upaya berkelanjutan untuk mengatasi kesalahan masa lalu. Bangun kepercayaan dengan mendengarkan secara aktif dan memperkuat visi Anda selangkah demi selangkah.
Baca Juga: 9 Tips Mengelola Uang di Usia 20-an
3. Tetapkan Jalur yang Jelas Menuju Kesuksesan
Pada bulan-bulan awal setelah kemunduran besar, penting untuk menetapkan prioritas dan seperti apa jalur menuju kesuksesan.
Mulailah dengan menentukan tiga prioritas utama bisnismu—ini harus selaras dengan aspek terpenting dari pemulihan atau pertumbuhan bisnis. Setelah semuanya jelas, terapkan sistem untuk mengukur kemajuan secara konsisten.
Bertindak cepat untuk memberikan hasil yang luar biasa pada prioritas ini, dan analisis data secara teratur untuk menemukan pola atau kesenjangan. Gunakan wawasan itu untuk menyesuaikan strategi, meningkatkan efisiensi, dan fokus pada apa yang benar-benar menggerakkan perubahan.
Metode ini tidak hanya membangun kembali kepercayaan tetapi juga menetapkan lintasan yang jelas dan didukung data untuk kesuksesan jangka panjang.
4. Lepaskan Rasa Takut dan Ego
Para CEO dan pemimpin bisnis yang sukses tahu bahwa mengakui kesalahan mereka dan menunjukkan kerendahan hati yang tulus akan membantu membangun kembali dan meningkatkan kembali organisasi mereka.
Ketika para pemimpin bisnis tidak mau berubah, atau tetap berpegang pada gagasan yang telah terbentuk sebelumnya tentang apa yang menurut mereka akan berhasil, itu adalah resep untuk bencana. Kesombongan juga merupakan salah satu bentuk ketakutan.
Jika kamu tidak dapat mengakui bahwa kamu tidak memiliki petunjuk dan tidak ingin mendelegasikan tugas kepada orang lain yang lebih mampu melakukannya, kamu akan menyebabkan seluruh perusahaanmu gagal.
5. Jangan Patah Semangat
Semangat adalah yang membuat kamu memulai bisnis, dan itu akan membantumu untuk terus maju. Semangat mungkin tidak selalu datang dengan ide nalar, tetapi itu mungkin 'bahan bakar' yang kamu butuhkan untuk menyalakan api semangat itu.
Baca Juga: 5 Cara Ampuh untuk Melatih Kesabaran sebagai Pemilik Bisnis