Merawat kulit agar tetap sehat dan tampak bersinar adalah bagian dari gaya hidup yang banyak kita ikuti. Namun, di balik janji manis produk-produk perawatan kulit, terdapat sejumlah bahan kimia yang berpotensi membahayakan kesehatan jika digunakan dalam jangka panjang.
Beberapa di antaranya mungkin tampak aman dalam dosis kecil, namun dapat menimbulkan efek samping serius bila dipakai terus-menerus.
Fakta penting yang perlu diketahui, di banyak negara termasuk Amerika Serikat, produk perawatan kulit tidak memerlukan persetujuan FDA sebelum dipasarkan.
Artinya, meskipun produsen diwajibkan menggunakan bahan-bahan dalam takaran yang "aman", bukan berarti bahan tersebut sepenuhnya bebas risiko.
Dan, dikutip dari Times of India, Rabu (18/6/2025), berikut 5 bahan yang sebaiknya Anda hindari dalam krim wajah dan produk perawatan kulit lainnya.
1. Benzalkonium Klorida (BAC)
BAC adalah bahan pengawet yang umum ditemukan dalam sabun, deterjen, kosmetik, dan produk kebersihan pribadi. Karena sifat antibakterinya, BAC membantu mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam produk.
Namun, BAC juga dikenal dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan mata, serta reaksi alergi, terutama pada individu dengan kulit sensitif.
Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa paparan berulang dapat menyebabkan resistensi antibiotik dan berdampak buruk terhadap lingkungan.
2. Aluminium
Banyak ditemukan dalam produk antiperspiran, aluminium berfungsi untuk menyumbat pori-pori dan menghentikan keluarnya keringat.
Sayangnya, senyawa ini dapat diserap melalui kulit dan meniru hormon estrogen di dalam tubuh, yang berpotensi mengganggu sistem endokrin.
Sebuah studi yang dimuat dalam PubMed pada 2015 menyatakan bahwa aluminium dapat meningkatkan migrasi sel kanker payudara. Meskipun masih diperlukan riset lebih lanjut, potensi risiko ini cukup menjadi alasan untuk lebih selektif dalam memilih produk.
Baca Juga: Kelihatan Aman Padahal Berbahaya, Ini 8 Bahan yang Bisa Merusak Wajah
3. Paraben (seperti Methylparaben & Butylparaben)
Paraben adalah pengawet yang ditambahkan untuk memperpanjang umur simpan produk seperti kosmetik, sampo, pasta gigi, dan deodoran. Masalahnya, senyawa ini terbukti dapat mengganggu sistem hormon tubuh, termasuk memengaruhi hormon estrogen dan androgen.
Paparan paraben dalam jangka panjang telah dikaitkan dengan gangguan reproduksi, risiko kanker, dan iritasi kulit. Sebuah studi Environmental Toxicology tahun 2017 mengungkap bahwa methylparaben dapat memengaruhi kesehatan prostat.
4. Formaldehida
Formaldehida digunakan sebagai pengawet dalam berbagai produk seperti cat kuku, gel rambut, sampo, dan losion. Zat ini bekerja dengan menghentikan pertumbuhan mikroorganisme, namun sekaligus menimbulkan sejumlah risiko kesehatan.
Dampak paparan formaldehida antara lain iritasi kulit, rambut rontok, gangguan perkembangan, hingga memicu asma. Meski kadar formaldehida dalam produk perawatan pribadi dianggap relatif rendah, prosedur tertentu seperti pelurusan rambut berbasis keratin dapat meningkatkan konsentrasi formaldehida di udara ke tingkat berbahaya.
5. Oxybenzone
Sunscreen atau tabir surya memang penting untuk melindungi kulit dari efek buruk sinar UV. Tapi tidak semua jenis tabir surya aman. Oxybenzone, yang sering ditemukan dalam sunscreen berbasis kimia, dapat diserap kulit dan masuk ke aliran darah.
Zat ini dikategorikan sebagai pengganggu endokrin yang dapat meniru atau mengganggu hormon dalam tubuh. Di beberapa negara, penggunaannya bahkan sudah dibatasi atau dilarang karena efek samping yang berpotensi membahayakan.
Baca Juga: Sederet Efek Buruk Stres yang Terlihat di Wajah dan Kulit