Kanker lambung yang umumnya dikenal sebagai kanker perut, adalah penyakit kompleks yang bermanifestasi dalam berbagai bentuk. Ini lebih dari sekadar istilah medis—ini adalah kondisi yang menuntut kesadaran dan pemahaman.

Mengetahui berbagai jenis kanker lambung dan karakteristik uniknya dapat memberdayakan pasien dan mereka yang berisiko untuk mengambil langkah proaktif.

Dengan mengenali tanda-tanda peringatan dini dan mempelajari perawatan yang tersedia, individu dapat meningkatkan hasil dan menavigasi diagnosis yang menantang ini dengan percaya diri.

Dikutip dari Timesnownews, Kamis(16/1/2025), Dr. Sajjan Rajpurohit, Direktur Senior, Onkologi Medis, Rumah Sakit Super Spesialis BLK-Max, menguraikan secara terperinci tentang jenis-jenis kanker lambung dan gejala-gejala yang menyertainya.

1. Adenokarsinoma

Adenokarsinoma adalah jenis kanker lambung paling umum yang muncul dari sel-sel kelenjar pada lapisan lambung, yang menghasilkan lendir dan cairan pencernaan.

Jenis ini mencakup 90-95% kanker lambung dan sangat terkait dengan peradangan kronis akibat infeksi H. pylori, merokok, dan pola makan yang kaya akan makanan asin atau asap. Pasien dengan jenis ini sering kali menunjukkan gejala yang tidak spesifik seperti gangguan pencernaan, mual, penurunan berat badan, dan cepat kenyang, yang dapat menunda diagnosis. Individu berisiko tinggi harus diskrining secara berkala untuk mengoptimalkan hasil pengobatan dini.

Baca Juga: Nyeri Ulu Hati Akibat Penyakit Lambung dan Penyakit Jantung, Bagaimana Cara Membedakannya?

2. Limfoma

Limfoma lambung adalah jenis kanker tidak biasa yang berasal dari jaringan limfatik lambung. Di antara subtipe, limfoma jaringan limfoid terkait mukosa (MALT) adalah yang paling umum.

Jenis kanker ini sangat terkait dengan infeksi H. pylori yang menyebabkan peradangan terus-menerus pada lapisan lambung. Gejalanya meliputi nyeri perut, pembengkakan, kelelahan, dan penurunan berat badan.

Diagnosis dini penyakit ini sangat penting karena beberapa jenis dapat diobati dengan baik dengan antibiotik yang menargetkan H. pylori, yang berpotensi menghilangkan kebutuhan akan terapi agresif.

3. Tumor Stroma Gastrointestinal (GIST)

GIST adalah tumor langka yang muncul di sel interstisial Cajal, yang bertanggung jawab untuk mengendalikan pergerakan makanan melalui saluran pencernaan.

GIST sering kali disebabkan oleh mutasi pada gen KIT atau PDGFRA. Perdarahan gastrointestinal, anemia, dan nyeri perut juga bisa menjadi tanda-tandanya, meskipun sebagian besar terjadi sebagai temuan insidental. Terapi yang ditargetkan, termasuk imatinib (Gleevec), digunakan untuk menghentikan pertumbuhan tumor, dan pembedahan mungkin diperlukan untuk tumor yang lebih besar. Diagnosis dini adalah pendekatan terbaik untuk penanganan tumor ini secara efektif.

4. Tumor Karsinoid

Tumor karsinoid, juga disebut tumor neuroendokrin (NET), berasal dari sel-sel penghasil hormon di lapisan lambung dan cenderung tumbuh lambat.

Tumor ini sering dikaitkan dengan kondisi seperti gastritis atrofi kronis atau sindrom Zollinger-Ellison. Gejalanya mungkin sebagian besar terbatas pada nyeri perut, kemerahan, dan diare, dan juga berpotensi tanpa gejala sama sekali.

Pembedahan mungkin efektif untuk bentuk lokal; kasus yang lebih lama mungkin memerlukan terapi hormon atau perawatan yang ditargetkan.  Pemantauan rutin diperlukan untuk mengelola perkembangannya.

Dr. Rajpurohit mengatakan bahwa setiap kanker memiliki gejala dan faktor risiko yang berbeda, yang identifikasi dininya dapat secara signifikan memengaruhi pengobatan.

"Deteksi dini tidak hanya meningkatkan tingkat kelangsungan hidup tetapi juga memungkinkan pilihan pengobatan yang kurang invasif, mengurangi beban fisik dan emosional pada pasien," katanya.

Baca Juga: Kolaborasi Promag Herbal dan Mikael Jasin Edukasi Masyarakat Cara Konsumsi Kopi tanpa Sakit Lambung