Growthmates, setiap studi tentang kesuksesan harus dimulai dengan mengakui satu aturan dasar, yaitu bahwa tingkat keberhasilan yang dicapai sangat bergantung pada seberapa cakap Anda mengenali dan mengatasi kesalahan.
Perusahaan yang mapan, meskipun jauh dari kebal terhadap kegagalan, biasanya memiliki momentum dan sumber daya untuk mengatasi jebakan.
Bisnis yang lebih muda dapat mengatasi kesalahan dengan campuran kecerdikan dan kerja keras yang jauh lebih gesit, tetapi tidak ada yang lebih baik daripada menghindarinya dengan memetakan kemungkinan jebakan terlebih dahulu.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa jebakan bisnis—seperti jenis lainnya—muncul dalam berbagai bentuk. Dan, dikutip dari Forbes, Selasa (24/12/2024), berikut 3 kesalahan umum saat menjalankan bisnis dan cara menghindarinya.
1. Menerima nasihat buruk dari orang lain
Perlu kamu ingat, Growthmates, kamu memiliki bisnismu sendiri; tanggung jawab ada di tanganmu. Jangan pernah menerima begitu saja nasihat orang lain, tidak peduli seberapa menyedihkan kamu dalam hal waktu yang dihabiskan di medan perang.
Kamu harus cukup percaya diri untuk mempertaruhkan segalanya demi sebuah mimpi—hormati kepercayaan itu dengan meminta berbagai pendapat sebelum membuat keputusan penting.
Baca Juga: 4 Prioritas yang Harus Dikuasai Pebisnis agar Sukses di Tahun 2025
2. Meremehkan pentingnya riwayat kredit
Sebagai pemilik bisnis, kamu memiliki satu metode yang pasti untuk membuktikan kepercayaan kepada pemberi pinjaman dan pemasok. Itu tidak ada hubungannya dengan kecemerlangan atau energi; tidak ada hubungannya dengan orisinalitas ide kamu atau loyalitas pelangganmu. Menjadi viral dengan kampanye pemasaran yang apik tidak ada artinya tanpa itu.
Yang harus kamu lakukan, mulailah membangun kredit pribadi dari bisnismu hari ini. Kartu kredit bisnis merupakan bagian penting dari perjalanan bisnis itu sendiri. Kartu kredit ini persis seperti kartu kredit pribadi yang memberi kamu jalur kredit bergulir dengan batas kredit yang telah ditentukan sebelumnya.
Kamu dapat menggunakan kredit untuk 1) meningkatkan bisnis, 2) menggunakan penghasilan untuk melunasi kartu; dan 3) catatan kamu terhapus, kreditmu kembali tersedia untuk mengambil langkah berikutnya.
Sementara itu (4), di balik layar, secara diam-diam namun pasti, riwayat kreditmu bertambah kuat. Teruslah melakukannya, dan sudah pasti bahwa ketika hari untuk mendapatkan pinjaman tingkat berikutnya tiba, yang harus kamu lakukan hanyalah bersikap fleksibel.
3. Menganggap remeh kebutuhan dasar karyawan
Untuk menyelaraskan hati karyawanmu, mulailah dengan menganalisis hati kamu sendiri. Mengapa kamu memulai bisnis ini sendiri? Dalam dunia bisnis yang ideal, bagaimana kamu akan memperlakukan pelanggan secara pribadi? Ketika kamu menjadi karyawan, apa yang kamu cari dari seorang pemimpin—dari seorang manajer? Bagaimana kamu mendefinisikan budaya perusahaan yang optimal?
Yang terpenting, apa yang memberi kamu kepuasan terbesar? Jika jawaban kamu untuk pertanyaan itu adalah pencapaian sejati dan dihargai oleh orang-orang yang kamu hormati dan pedulikan, kemungkinan besar rekan kerjamu memiliki kecenderungan yang sama.
Triknya di sini adalah menggunakan perasaan kamu sebagai papan suara tanpa melupakan bahwa perasaan tersebut merupakan panduan untuk sifat manusia secara umum, bukan peta jalan bagi setiap individu yang memasuki lingkaran pengaruhmu.
Tidak ada dua peta jalan pribadi yang persis sama. Kejujuran kamu entang perasaan tersebut, dan seberapa peka kamu menerapkan hasil yang kamu peroleh kepada orang lain, akan memainkan peran penting dalam menentukan apakah lingkungan kerja kamu mendukung jenis kerja tim yang kreatif namun fungsional yang secara historis mendorong keberhasilan.
Baca Juga: 5 Cara Membangun Kembali Bisnis yang Hampir Bangkrut