Ayu Kartika Dewi
Lulusan pascasarjana Duke University ini adalah pendiri Sabang Merauke, sebuah organisasi pertukaran pelajar antardaerah. Didirikan pada 28 Oktober 2012, gerakan ini bertujuan menanamkan nilai kebhinekaan dan membentuk wawasan luas bagi anak-anak Indonesia.
Baca Juga: Deretan Perempuan Ternama di Indonesia yang Gemar Membaca Buku, Panutan!
Program pertukaran pelajar Sabang Merauke memberi kesempatan generasi muda untuk belajar hidup bersama orang dari latar belakang berbeda. Ayu percaya bahwa pendidikan bukan hanya soal akademik, melainkan juga pengalaman sosial yang menumbuhkan toleransi.
Najeela Shihab
Najelaa Shihab, putri dari ulama Quraish Shihab, adalah seorang psikolog pendidikan yang mendirikan Sekolah Cikal pada 1999. Sekolah ini kini berkembang di delapan lokasi dan menjadi pelopor pendidikan alternatif di Indonesia.
Selain itu, ia juga mendirikan platform inibudi.org pada 2012, yang menampilkan video pembelajaran buatan guru dan siswa. Najelaa memandang pendidikan sebagai kekuatan utama yang mampu memengaruhi masyarakat, sehingga harus terus dikembangkan dengan pendekatan kreatif dan relevan dengan zaman.
Septi Peni Wulandani
Pendiri Institut Ibu Profesional (IIP) ini percaya bahwa ibu adalah guru pertama dan utama bagi anak. Melalui IIP yang berdiri sejak 2011, Septi membekali para ibu dengan tahapan belajar, mulai dari Bunda Sayang hingga Bunda Produktif.
Baca Juga: Najwa Shihab, Sosok Jurnalis Perempuan yang Menginspirasi dan Berdedikasi
Gerakan IIP kini memiliki anggota di lebih dari 40 kota di Indonesia serta luar negeri. Selain itu, Septi juga menciptakan metode belajar Jarimatika dan Abaca-Baca, sebagai cara praktis mengajarkan matematika dan membaca untuk anak.
Emmanuella Mila
Emmanuella Mila adalah pendiri Rumah Dongeng Pelangi, komunitas yang lahir dari keprihatinan terhadap menurunnya tradisi mendongeng di era digital.
Sejak berdiri pada 2010, komunitas ini rutin menggelar kegiatan Dongeng Charity untuk anak-anak panti asuhan dan sekolah kolong. Mila juga melatih guru-guru PAUD agar menjadikan dongeng sebagai metode pembelajaran. Menurutnya, dongeng mampu menumbuhkan imajinasi, memperkaya kosakata, dan menumbuhkan minat baca anak.
Baca Juga: Deretan Perempuan Inspiratif Indonesia di Bidang Sains, Kiprah Mereka Mendunia
Heni Sri Sundani
Perjalanan hidup Heni Sri Sundani penuh inspirasi. Pernah menjadi TKW di Hong Kong, ia tak menyerah pada keterbatasan. Justru dari pengalaman itu, ia melanjutkan pendidikan hingga lulus cum laude di Saint Mary’s University, Hong Kong, jurusan manajemen kewirausahaan.
Sekembalinya ke Indonesia, Heni mendirikan Gerakan Anak Petani Cerdas serta AgroEdu Jampang Community di Bogor. Melalui program tersebut, ia memberikan pendidikan gratis bagi anak-anak petani sekaligus membantu keluarga mereka meningkatkan taraf hidup lewat pertanian modern.
Dari Kartini hingga tokoh-tokoh masa kini, perjuangan perempuan Indonesia di bidang pendidikan menunjukkan bahwa semangat emansipasi bukan hanya slogan. Mereka hadir dalam berbagai upaya nyata, demi melahirkan generasi baru perempuan Indonesia yang berani bermimpi, berdaya, dan membawa perubahan.