Mitos #6: Vaksin HPV mungkin memiliki efek samping jangka panjang

Vaksin tidak mengandung virus hidup. Vaksin telah digunakan sejak 1997. Lebih dari 25 tahun data dan pengalaman dengan vaksin ini dan tidak ada efek samping yang dilaporkan yang perlu dikhawatirkan. Vaksin efektif dalam menargetkan subtipe HPV berbahaya tertentu secara spesifik.

Mitos #7: Setelah divaksinasi, Anda tidak perlu melakukan pemeriksaan pap smear dan pemeriksaan tahunan secara rutin

Vaksinasi HPV secara signifikan mengurangi kemungkinan lesi vagina, vulva, dan serviks. Namun, pemeriksaan rutin dan pap smear tetap diperlukan untuk menyingkirkan keganasan yang kurang umum.

Mitos #8: Vaksinasi HPV dapat menyebabkan infertilitas atau kejadian buruk seperti penyakit autoimun dan kematian

Data dari Denmark (diterbitkan tahun 2021) menyatakan tidak ada hubungan antara vaksinasi HPV dan insufisiensi ovarium primer di antara lebih dari 950.000 wanita dan anak perempuan Denmark.

Berbagai studi retrospektif dan prospektif yang ekstensif juga menunjukkan tidak ada risiko terkait antara vaksin dan penyakit autoimun.

Mitos #9: Pria tidak terkena kanker serviks sehingga mereka tidak memerlukan vaksin

HPV dikaitkan dengan setidaknya beberapa keganasan lainnya, kanker anus, penis, dan orofaring. Selain itu, karena pria berperan sebagai pembawa virus, vaksinasi terhadap mereka dapat berkontribusi untuk mencapai tujuan kekebalan kelompok, dengan target cakupan setidaknya 80% untuk vaksinasi khusus anak perempuan dan 60% untuk vaksinasi netral gender.

Pendekatan vaksinasi netral gender memastikan perlindungan individu dari semua identitas gender dan orientasi seksual, baik di masa lalu maupun di masa depan, dan menggandakan potensi cakupan terluas. Anak laki-laki harus divaksinasi!

Mitos #10: Infeksi HPV alami sudah menciptakan respons antibodi yang protektif, jadi tidak perlu vaksinasi

Salah satu karakteristik infeksi HPV adalah virus tetap terlokalisasi — virus tidak memasuki sirkulasi tubuh atau menimbulkan peradangan lokal yang terlihat. Jadi, respons antibodi rendah atau tidak ada. Respons imun alami tidak cukup untuk mengendalikan infeksi baru dan tidak memadai untuk melawan infeksi berulang.

Mitos #11: Orang menjalani hubungan monogami tidak dapat tertular HPV

Rata-rata kemungkinan tertular HPV seumur hidup pada wanita dengan satu pasangan seksual adalah 84,6% dan pada pria, 91,3%. Vaksin HPV penting untuk diberikan kepada semua orang, baik untuk kekebalan individu maupun kelompok.

Baca Juga: Cacar Air Tengah Mewabah di Sekolah, Lindungi Anak dengan Vaksin Varisela, Segera!