Sebagai pebisnis ulung, Tahir memetik hikmah dan pelajaran berharga dari dua peristiwa itu. Kelak itu menjadi bahan bakar yang menyulut semangatnya untuk memulai sebuah bisnis baru dengan konsep yang lebih matang dan hitung-hitungan pas serta akurat. 

Dua pengalaman penting itu juga membikin Tahir menjadi seorang pengusaha sukses di kemudian hari, tanpa melalui dua peristiwa besar itu, mungkin kita tak melihat Mayapada Group yang lahir dari tangan dingin Tahir. 

“Kita harus bisa menemukan hikmah dalam bencana ini. Kita harus mencari pelajaran untuk memberi kita keberanian untuk terus maju. Alasannya adalah bahwa hidup terus berjalan. Kehilangan total kita akan menjadi pelajaran paling berharga dalam perjalanan hidup kita ke depannya, bukan sejarah buruk yang membekukan dan menahan kita,” tuturnya. 

“Bayangkan jika aku tidak terjerumus dalam ujian devaluasi 1978, mungkin aku akan terjerumus dalam musibah serupa di tahun 1997.  Andaikan aku tidak tertimpa musibah kebangkrutan dalam usaha dealer mobilku, mungkin aku masih tetap menjadi dealer mobil sampai sekarang. Paling-paling aku akan punya showroom yang lebih banyak. Aku tidak akan punya perusahaan sebesar Mayapada Group seperti sekarang,” tambahnya memungkasi.