Growthmates, di era digital saat ini, dunia bisnis tidak lagi hanya berbicara tentang produk atau harga. Namun, kisah di balik sebuah brand menjadi daya tarik yang mampu menciptakan kedekatan emosional dengan pelanggan.
Putri Habibie, seorang kreator dan entrepreneur yang aktif membangun berbagai proyek kreatif, menuturkan bahwa storytelling kini bukan sekadar pelengkap, tapi justru elemen paling ‘seksi’ dalam membangun brand.
“Storytelling untuk business owners menurut aku sekarang sih seru banget, karena hal tersebut itu gravely related, jadi staying true to the original story itu menjadi sangat seksi,” tutur Putri, saat ditemui Olenka, di Jakarta, belum lama ini.
Menurut Putri, justru keaslian dan kesederhanaan sebuah cerita kini lebih dihargai dibandingkan tampilan yang terlalu dibuat-buat atau mewah.
“Kalau dulu harus yang wah, sekarang sesimpel ‘saya bikin usaha ini awalnya berdua sama istri saya di rumah’, itu tuh jadi story yang lebih seksi dibanding sesuatu yang mewah,” lanjutnya.
Dijelaskan Putri, kejujuran dalam bercerita bukan hanya menciptakan koneksi yang kuat, tapi juga menumbuhkan rasa percaya dan kedekatan dengan audiens.
Tak berkenti di situ, Putri juga menekankan pentingnya menampilkan sosok-sosok nyata di balik sebuah bisnis. Menurutnya, di era media sosial, publik ingin tahu siapa orang di balik produk yang mereka konsumsi.
“Sekarang tuh orang pengen tahu, ‘Mas yang bikin itu siapa?’ Kalau perlu orangnya dikasih lihat, ini loh yang sehari-hari memasak produk kita. Itu lebih bagus lagi,” jelas Putri.
Baca Juga: Putri Habibie Dorong Pangan Sehat dengan Sentuhan Tren Global-Lokal
Menurutnya, tim internal perusahaan bukan hanya pekerja, tapi juga bagian penting dari narasi brand. Mereka bisa menjadi tokoh-tokoh yang hidup dalam konten yang justru membawa dimensi baru pada komunikasi bisnis.
“Kalau dulu tim itu mengundang kita bikin konten, sekarang tim saya sih dikontenin. Dan itu jadi faktor berita besar untuk para viewers saya. Kadang dari situ, tim-tim kita ini malah punya fanbase sendiri,” sambungnya.
“Misalnya yang masak produk Mas namanya Pak Tarno. Nah, Pak Tarno sering Mas angkat ceritanya, kemudian dia punya fanbase sendiri. Suatu hari mau bikin sambal ‘Pak Tarno’, itu sudah bisa banget jadi produk baru,” lanjut Putri.
Dipaparkan Putri, kisah seperti ini menunjukkan bahwa kekuatan storytelling tidak berhenti pada pemilik usaha saja, tapi bisa menjalar menjadi ekosistem yang memperkuat brand secara organik.
Pasalnya, tim yang solid dan dikenal publik, kata dia, dapat menjadi sumber ide serta inovasi yang terus hidup.
Bagi Putri sendiri, salah satu modal penting bagi pelaku usaha kecil adalah keberanian untuk tampil sebagai diri sendiri.
“Saranku, stay true to your team, gunakan diri kita sendiri itu sebagai kawan. Teman-teman business owner juga perlu punya personal branding, karena itu salah satu keunggulan kalian dibandingkan perusahaan besar,” pungkasnya.