Bersama adiknya, Robert Budi Hartono, Michael Bambang Hartono atau Oei Hwie Siang dikenal sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia. Mengutip data Forbes di tahun 2022, total harta keduanya mencapai US$47,7 miliar. Hal itu menjadikan mereka sebagai orang terkaya di Indonesia. Keduanya terkenal sebagai bos Djarum dan pemilik saham terbesar BCA.
Sementara itu, dalam real time billionaires Forbes yang diakses Jumat (26/7/2024), kekayaan Michael Bambang Hartono tercatat mencapai US$24,5 miliar; menjadikannya orang terkaya ke-76 dunia. Ayah 4 anak ini berada di posisi ketiga orang terkaya di Indonesia, terpaut satu posisi dengan adiknya, Budi Hartono, yang berada di posisi kedua dengan kekayaan US$25,5 miliar.
Baca Juga: Mengulik Kisah Sukses Djarum Group Milik Hartono Bersaudara Orang Terkaya di Indonesia
Meski diketahui miliki harta melimpah, Bambang Hartono terkenal akan sikap sederhananya. Salah satu momen yang paling menyita perhatian publik adalah foto yang terekam pada tahun 2019 silam. Dalam foto yang beredar, tampak Bambang sedang menikmati hidangan di warung tahu pong Karangsaru, Semarang. Tak tampak mencolok, Bambang tertangkap kamera hanya mengenakan kaos polo sederhana berwarna hijau.
Lalu, bagaimana kisah Bambang Hartono hingga menjadi salah satu konglomerat paling sukses di Indonesia? Berikut Olenka rangkumkan kisahnya yang didapat dari beragam sumber.
Teruskan Bisnis Sang Ayah
Bambang memang terlahir di keluarga pebisnis. Ayahnya, Oei Wie Gwan membeli perusahaan rokok kretek kecil bernama Djarum Gramophon pada 1951 yang saat itu baru memiliki pegawai sebanyak 10 orang. Oei lalu mengubah nama perusahaan tersebut menjadi Djarum saja dan memasarkan rokok kretek.
Tantangan terjadi di tahun 1963 saat kebakaran hampir memusnahkan seluruh operasional pabrik. Tak berselang lama, Oei Wie Gwan berpulang dan meninggalkan bisnis Djarum yang dalam kondisi genting kepada dua anaknya.
Bersama sang adik, pria kelahiran 2 Oktober 1939 tersebut lantas berjuang keras membalikkan keadaan. Alhasil, produksi rokok makin menguat di sepanjang tahun 1965 hingga 1968 hingga berhasil mencapai 3 miliar batang. Hartono bersaudara lantas mulai membangun bagian penelitian dan pengembangan untuk produk kretek mereka sejak 1970. Mereka mengadopsi teknologi luar negeri dengan menggunakan peralatan produksi dan pengolahan tembakau dari Inggris dan Jerman Barat untuk meningkatkan produksi.
Di tahun 1973, PT Djarum melebarkan sayap ke pasar Amerika Serikat, Arab Saudi, Jepang, dan negara lainnya. Produksi rokok saat itu mencapai 48 miliar batang per tahun dan merupakan 20% dari total produksi rokok nasional. Pada 1981, diluncurkan Djarum Super yang kemudian menjadi produk andalan PT Djarum.
Tak Henti Lakukan Ekspansi Bisnis
Salah satu karakter pebisnis adalah cermat menemukan peluang. Itu juga yang tampaknya dimiliki oleh Bambang Hartono. Selain sukses mengembangkan PT Djarum, Bambang beserta adiknya mencetuskan lahirnya PT Indonesia Electronic & Engineering di tahun 1975 yang kemudian diubah menjadi PT Hartono Istana Electronic di tahun 1976. Perusahaan tersebut memproduksi berbagai peralatan elektronik dengan merek dagang Polytron.
Tak hanya sukses di bidang rokok dan elektronik, Bambang Hartono dan adiknya juga meluaskan sayap bisnisnya ke sektor perbankan. Salah satu keputusan terbaik yang pernah dilakukan Bambang Hartono adalah dengan mengambil alih kepemilikan BCA (Bank Central Asia) yang kini menjadi bank terbaik di Indonesia versi Forbes. Krisis moneter tahun 1998 membuat Hartono bersaudara mempunyai peluang mengambil alih kekuasaan Keluarga Salim pada BCA. Bambang dan adiknya menguasai 51,51 persen saham BCA.
Baca Juga: Kisah Sukses Robert Budi Hartono, Mulai dari Rokok hingga Investasi di Banyak Sektor
Tercatat, Michael Bambang Hartono juga terjun di bisnis e-commerce hingga properti. Sejumlah startup dan e-commerce disuntik dana oleh PT Global Digital Prima (GDP) Venture. PT Djarum pun punya anak usaha yang menaungi e-commerce Blibli, Kaskus, MindTalk, LintasME, DailySocial, dan Crazymarket. Sementara itu, sejumlah gedung perkantoran dan hotel-hotel di Indonesia diketahui juga masuk dalam portofolio kekayaan Bambang Hartono, seperti Grand Indonesia, Hotel Kempinski, Menara BCA, dan masih banyak lagi.
Sumbang Perunggu untuk Indonesia
Yang menarik, selain tercatat sebagai orang terkaya di Indonesia, Michael Bambang Hartono juga tercatat sebagai atlet tertua dari kontingen Indonesia di Asian Games 2018. Saat itu, Bambang sudah berusia 78 tahun dan ikut bertanding dalam cabang olahraga Bridge, salah satu permainan kartu.
Pada kesempatan tersebut, Bos Djarum tersebut berhasil menyumbangkan medali perunggu untuk Indonesia. Atas prestasi tersebut, pemilik BCA tersebut juga menerima bonus atlet yang diberikan langsung oleh Presiden Joko Widodo melalui tabungan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Bonus tersebut ia sumbangkan kepada federasi olahraga Bridge di Indonesia, Gabungan Bridge Seluruh Indonesia, untuk biaya pengembangan atlet.