Nama Miles Films mulai dikenal luas setelah Mira menyutradarai seri dokumenter Anak Seribu Pulau, yang terdiri dari 13 episode. Dokumenter ini tak hanya mendapat tempat di hati masyarakat, tetapi juga diakui oleh kritikus film. Keberhasilannya semakin terlihat ketika Anak Seribu Pulau ditayangkan di lima stasiun televisi swasta dan mendapat respons positif dari berbagai kalangan.
Setelah keberhasilan film Kuldesak, Mira menghadirkan Petualangan Sherina pada tahun 2000, yang awalnya diragukan banyak pihak tetapi sukses besar di pasaran. Kesuksesan ini berlanjut dengan Ada Apa dengan Cinta? (2002), yang disebut sebagai titik balik kebangkitan film nasional.
Tak hanya memproduksi film berkualitas, Mira juga aktif memperjuangkan kebebasan berekspresi di industri film dengan mendirikan Masyarakat Film Indonesia pada 2006. Meski petisi mereka untuk mengubah undang-undang sensor tidak berhasil, ia tetap konsisten menghasilkan karya berkelas, seperti Gie (2005), Garasi (2006), dan 3 Hari untuk Selamanya (2007).
Mira pun kembali memproduseri Laskar Pelangi pada 2008, di mana film ini menjadi fenomenal dan melahirkan sekuelnya, Sang Pemimpi (2009). Bukan hanya itu, Mira juga berkontribusi dalam adaptasi panggung musikal Laskar Pelangi dengan menulis 20 lagu.
Baca Juga: Mengenal Sosok Chikita Meidy, Penyanyi Cilik yang Tenar dengan Lagu 'Kuku Kuku'
Proyeknya terus berlanjut dengan film-film seperti Atambua 39° Celsius (2012), Sokola Rimba (2013), dan Pendekar Tongkat Emas (2014). Film Kesuksesan Ada Apa dengan Cinta? 2 yang diproduserinya pada 2016, menegaskan reputasi MIra sebagai produser andal Tanah Air.
Di tahun yang sama, Mira merilis Athirah, di mana berhasil meraih Piala Citra dan Piala Maya. Karya-karyanya terus berlanjut, termasuk Kulari ke Pantai (2018), Milly & Mamet (2018), Bebas (2019), dan Humba Dreams (2019), yang meraih enam nominasi di Festival Film Indonesia 2020.
Terbaru, Mira memproduseri Paranoia (2021), sebuah thriller psikologis yang mendapat apresiasi luas, serta Petualangan Sherina 2 (2023), sekuel yang dinantikan setelah lebih dari dua dekade sejak film pertamanya.
Buah dari Dedikasinya
Sepanjang kariernya, Mira Lesmana telah meraih berbagai penghargaan bergengsi di industri film Indonesia. Pada tahun 1999, ia menerima Penghargaan Khusus Festival Film Bandung sebagai Sutradara Penuh Harapan berkat film Kuldesak.
Kesuksesannya terus berlanjut, hingga pada 2016 ia meraih Piala Citra untuk Athirah dalam kategori Film Cerita Panjang Terbaik. Pada tahun yang sama, ia juga dianugerahi Piala Hendrick Gozali sebagai Sosok Maestro Perfilman Indonesia.
Terbaru, pada 2024, Mira kembali mengukir prestasi dengan memenangkan Piala Citra untuk Penulis Skenario Adaptasi Terbaik lewat Petualangan Sherina 2, menegaskan perannya sebagai salah satu sosok paling berpengaruh dalam perfilman Tanah Air.